Adiaksa menangis dalam diam. Mulut nya tak bersuara, tapi matanya terus basah oleh air matanya. Teringat apa kata Sani saat dirinya tadi pagi ke outlet tempat kerja Amira.
"Kayanya sih mereka pacaran. Abis Amira sama Demian deket banget. Kalo lagi kerja nih ya, mereka sering ngobrol berdua sampe lupa waktu, lupa kerjaan. Kan bikin gue baper! Pengen deh punya cowok yang perhatian kaya Demian!" Sani bercerita tanpa memperhatikan perubahan ekspresi wajah Adiaksa.
Hati Adiaksa hancur mendengar semua perkataan Sani. Hatinya sakit, lebih sakit dari patah hati pada mantan-mantannya sebelum Amira. Dia benar-benar serius akan menjadikan Amira calon ibu dari anak-anaknya, tapi kenapa Amira seperti ini.
"Kenapa, Mir? Kenapa kamu hianati aku? Kenapa?!" Adiaksa meluapkan emosinya sembari terduduk di bangku sebuah taman.
Entah apa yang dia rasakan saat ini pada Amira. Kecewa, sedih, marah, tapi masih sayang, masih ingin memiliki. Ah, entahlah, Adiaksa bingung dengan hatinya saat ini.
"Elo Adiaksa?" tanya seseorang .
Adiaksa mendongak, menatap pada sok-sok wanita yang berdiri di depannya. Muda dan ceria, itu yang tergambar di wajah wanita itu.
"Siapa Lo?" Adiaksa bertanya ketus lalu memalingkan pandangannya .
"Kenalin, gue Lola. Gue karyawan di kantor mama Lo. Gue tau Lo waktu lo anter jemput mama Lo setelah papa Lo meninggal. Turut berdukacita ya!".
"Oh. Iya, makasih!" Adiaksa ketus.
Semenjak pacaran dengan Amira, Adiaksa memang menjaga jarak dengan semua wanita kecuali keluarganya.
"Kebetulan gue lewat, liat Lo yang lagi..." Lola mengamati Adiaksa "Emmm, elo kenapa? Lagi sedih?" Lola menautkan kedua alisnya.
"Nggak papa!" Adiaksa menunduk.
"Cerita boleh loh. Daripada di pendam sendiri" Lola memalingkan mukanya, tapi lirikannya masih pada Adiaksa.
Tak kuasa menahan semua sakit hatinya, akhirnya Adiaksa bercerita semuanya pada Lola yang baru di kenalnya. Entah mengapa dia merasa nyaman dengan Lola. Sikap Lola sangat menyenangkan baginya saat ini. Saat dimana hatinya benar-benar terpuruk.
Selesai Adiaksa bercerita, Lola gantian bercerita. Ternyata mereka dalam keadaan yang sama, sama-sama sedang sakit hati. Bedanya Lola putus dari cowoknya, Adiaksa ditinggal selingkuh ceweknya dengan hubungan yang masih berstatus pacaran.
Baru pertama ngobrol, tapi kenyamanan tercipta diantara dua orang ini. Sejenak Adiaksa bisa melupakan kesakitannya pada Amira. Pun Lola juga merasa senang bisa dekat dengan anak dari atasannya yang gantengnya overdose itu.
Sikap Adiaksa pada Lola sudah jauh berbeda dari beberapa jam yang lalu. Suasana mulai hangat dan menyenangkan hingga mereka lupa waktu.
***
Beberapa hari Adiaksa tidak menjemput Amira, pun tidak mengirim pesan atau telepon. Amira sedikit bisa berpikir jernih sekarang, tapi ada rasa aneh terbersit. Kekhawatiran melanda di hati Amira.
'Adiaksa kenapa ya? Kok nggak maksa jemput gue lagi? Apa udah sadar dia? Atau dia mulai berpikir menjauh dari gue?' batin Adiaksa mulai gelisah.
Demian dapat melihat kegelisahan Amira itu. Dia sebenarnya muak dengan kegalauan Amira pada Adiaksa, tapi Demian tidak mau menyakiti hati Amira dengan kata-katanya. Tak bisa di pungkiri, Demian mulai suka dengan Amira. Tapi status Amira yang masih milik orang lain, tak mungkin baginya mendapatkan hati Amira saat ini. Apalagi pacar Amira adalah orang yang Amira suka sedari dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomanceJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...