Cinta Datang Karena Terbiasa?

242 16 0
                                    

Hari ini Amira mulai masuk kuliah. Kini Amira memasuki semester 5, dan pada semester ini Amira akan mengikuti PKL. Itulah yang membuat Amira resah ketika membaca surat pengumuman PKL yang akan dilaksanakan 2 bulan mendatang.

"Kenapa, Mir? Muka lo suntuk banget gitu?" Tanya Tari, teman satu jurusan Amira.

Amira menghela nafas "Gue bingung, Tar. PKL kita kan jauh, 3 bulan lagi. Terus kerjaan gue gimana?"

"Lo cuti dulu gitu? Coba deh lo bicarain sama atasan Lo!" Saran Tari.

Amira memikirkan kata-kata Tari. Ada benarnya juga, pasti Rizal bisa kasih solusi untuk pilihan sulit seperti ini.

"Makasih ya, Tar. Saran lo bisa gue coba!" Amira tersenyum.

"Mir, kantin yuk!" Ajak Tari.

Amira mengagguki ajakan Tari. Keduanya segera beranjak menuju kantin.

Setelah membeli minuman dan beberapa cemilan, Amira dan Tari memutuskan duduk di sudut kantin.

"Mir, Lo capek nggak sih, abis kuliah begini terus langsung kerja?" Tanya Tari sembari meminum jus di hadapannya.

"Capek sih, Tar. Tapi ini kan udah pilihan gue" jawab Amira.

"Kalo capek, kenapa nggak resign kerja aja sih, Mir? Fokus ke kuliah aja dulu gitu?" Tari menatap Amira heran.

"Gue udah menikmati semua ini, Tar" Amira tersenyum simpul.

Tari mengangguk sembari ber-oh ria. Amira memang menjadi manusia sibuk sejak lulus SMA. Kadang Amira ingin rehat sejenak dari kegiatannya yang monoton. Tapi hati Amira sulit untuk meninggalkan pekerjaan yang sudah terlanjur dinikmatinya.

"Terus Lo seterusnya mau kerja di outlet itu , Mir?" Tanya Tari lagi.

"Nggak tau, Tar. Mungkin kalo setelah lulus kuliah ada kerjaan yang lebih menjanjikan, gue bakal resign" Amira mengangkat bahunya sembari meminum jus di hadapannya.

Tari melihat jam di tangannya "Mir, udah waktunya masuk kelas! Yuk, sebelum kena semprot dosen!" Tari beranjak.

"Tunggu, Tar!" Amira membuntut di belakang Tari.

***

Amira menundukkan kepalanya. Matanya sesekali melirik ke arah manager yang merangkap sebagai kekasihnya.

"Cuti karyawan itu maximal cuma 3 hari perbulannya, Mir. Kalo bulanan begini, aku nggak yakin bisa usahain" kata Rizal sembari membaca serius surat PKL yang Amira dapat dari kampus tadi.

"Nggak coba di tanyain ke pusat dulu gitu?" Tanya Amira.

Rizal hanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan Amira.

"Memang udah peraturannya kaya gitu" lanjut Rizal.

"Apa aku mesti resign?" Tanya Amira melirih. Kecewa dan sedih terpancar jelas di wajah Amira.

"Keputusan semua ada di tangan kamu, Mir" Rizal mengembalikan surat PKL Amira "Aku nggak bisa bantu banyak".

Amira menghela nafas kasar sembari menerima kertas yang sudah mengacaukan pikirannya itu. Ditatapnya Rizal malas.

'Kenapa gue nggak Dateng aja ke kantor pusat? Gue kan bisa cari kebijakan langsung sama manager personalianya. Daripada ngandelin orang yang nggak mau usaha bantuin karyawannya sama sekali' batin Amira kesal.

"Yaudah deh, aku balik kerja lagi!" Amira beranjak dari ruangan manager.

Amira menuju ruang loker karyawan, disimpannya kertas yang telah membuat dirinya berada dalam pilihan sulit.

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang