Rindu

223 15 0
                                    

Sudah 1 bulan Amira mengikuti PKL. Amira disibukkan dengan pelbagai kegiatan sosial juga tugas pokoknya sebagai sekretaris magang di balai desa. Sampai pesan maupun panggilan di hpnya tak sempat di baca maupun di angkatnya.

Berkali-kali Rizal mencoba menghubungi Amira, namun karena sibuk Amira tidak sempat merespon. Bahkan pesan dari orangtuanya juga sampai tertimbun pesan-pesan lain.

Amira baru sempat membuka hpnya jam 2 dini hari. Amira biasanya memang sengaja tidak membalas pesan dari Rizal maupun dari yang lainnya dengan alasan takut mengganggu istirahat meraka. Tapi kali ini Amira merasa harus membalas pesan dari Rizal. Pasalnya Rizal mengirim pesan yang sedikit mengusik pikirannya.

Rizal : Kenapa sih kamu nggak ada kabar? Kamu mau pelan-pelan pergi dari aku? Atau kamu sudah dapat cowok lain di luaran sana?

Begitu isi pesan dari Rizal. Amira merasa tuduhan bertubi-tubi seperti yang Adiaksa juga Demian lakukan padanya dulu, akan dilakukan juga oleh Rizal. Dan Amira tidak ingin itu terjadi. Amira mulai membalas pesan dari Rizal.

Amira : Zal, Disini aku sibuk banget. Jam segini aku biasannya baru bisa pegang hp. Kalaupun aku baca pesan dari kamu, aku mana tega bales pesan kamu jam segini. Takut ganggu istirahat kamu. Kamu kan juga perlu kerja besok.

Amira mengirim balasan untuk Rizal itu, kemudian mematikan HP nya. Amira merebahkan tubuhnya di atas ranjang paviliun. Dilihatnya Indri, Ana dan Tari sudah terlelap di ranjang yang sama. Terdengar dengkuran halus dari ketiganya, menandakan para sahabatnya itu sudah mencapai alam mimpi mereka. Amira mulai mengambil posisi tidur ternyamannya dan memejamkan mata.

***

Hari ini adalah jadwal para mahasiswa melakukan bakti sosial pada masyarakat desa. Amira dan kawan-kawan telah bersiap sejak tadi di Pendopo balai desa. Amira terlihat sedang celingukan mencari seseorang.

"Nyari siapa Mir?" Tanya Tari

"Indri mana sih?" Amira mengedarkan pandangannya ke segala penjuru balai desa.

"Kayanya dia masih di paviliun deh. Tadi dia bilang mau ambil sesuatu" jelas Tari.

Amira bertanggung jawab atas Indri karena Indri satu kelompok bakti sosial dengannya, dan Amira adalah ketua kelompoknya. Sedikitnya Amira terbantu karena ada Tari di kelompoknya. Biarpun KKM nya bisa disebut pas-pasan, tapi Tari selalu bisa di andalkan bila ada acara outdoor seperti ini. Kali ini Putra tidak sekelompok dengan ketiga sahabatnya, karena Putra di tugaskan membantu expedisi koperasi desa.

"Hai! Sori gue abis ambil alat tulis gue yang ketinggalan di paviliun" Indri berlarian kecil menghampiri kelompoknya.

"Kalo mau kemana-mana bilang gue dulu ya, Ndri?" Pinta Amira.

"Tadi gue udah bilang sama Tari, Mir" jelas Indri sambil mengendikkan dagunya ke arah Tari.

"Iya, tadi Tari udah bilang sama gue. Tapi lain kali bilang langsung sama gue, biar gue nggak bingung nyariin"

Indri hanya mengangguk tanda mengerti. Amira memang sangat pantas di jadikan team leader. Sikapnya yang tegas, dewasa, dan cekatan membuatnya istimewa di mata teman-temannya.

"Teman-teman sini kumpul dulu!" Amira memberi perintah berkumpul untuk kelompoknya.

Setelah semua berkumpul, Amira mulai memberi pengarahan tentang bakti sosial hari ini. Kebetulan kelompok Amira mendapatkan tugas untuk membantu pekerjaan penduduk setempat. Amira membagi kelompoknya untuk membantu di beberapa tempat. Amira kali ini akan bersama Ana membantu pekerjaan seorang penduduk untuk merawat ternaknya.

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang