Besok adalah hari dimana Amira akan menyandang status baru. Malam ini seluruh keluarga besar Amira berkumpul di rumah Amira, mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan esok. Para sepupu Amira pun ikut andil untuk membantu segala persiapan pernikahan Amira , termasuk menemani Amira yang terlihat sedikit murung.
"Hei, calon manten! Cemberut aja sih Lo! Bau mantennya ilang loh!" Sapa seseorang mengagetkan Amira yang sedang melamun di ranjangnya.
"Sialan Lo! Kaget tau!" Amira berdecak kesal.
"Makanya jangan kebanyakan melamun! Kesambet setan baru tau rasa Lo!" Orang itu menoyor pelan kepala Amira.
"Wibi!!!" Pekik Amira sembari melototkan matanya kearah kakak sepupunya itu.
Wibi adalah anak dari pakde Amira, kakak tertua mama Amira. Meskipun dia sering rese sama Amira, tapi dia paling perhatian sama Amira. Wibi sudah menikah 1 tahun yang lalu, tapi sikapnya pada Amira tidak pernah berubah. Tetap hangat dan perhatian.
"Kenapa sih? Ada masalah?" Tanya Wibi.
Amira bangun dari tidurnya kemudian duduk di tepi ranjang di samping Wibi. Amira bergelendot manja di lengan Wibi dengan kepala menyandar di bahu sepupunya itu.
"Dulu perasaan Lo gimana waktu mau nikah begini?" Tanya Amira yang berhasil membuat Wibi terkekeh kecil.
"Kenapa? Deg-degan?" Tanya Wibi
Amira mengangguk tapi kemudian menggeleng.
"Iya apa enggak?" Tanya Wibi bingung.
"Nggak tau. Gue malah ragu-ragu!" Jawab Amira.
"Ragu?" Wibi semakin tidak mengerti dengan jawaban Amira.
"Gue ragu, bisa nggak ya gue bikin Titan bahagia? Gue Takut nggak bisa jadi istri yang baik buat Titan"
Wibi melepas rangkulan Amira. Wibi menangkup wajah Amira dan diarahkan pada wajahnya hingga manik hitam mereka bertemu.
"Dek, semua yang mau nikah pasti ngalamin itu. Takut nggak bisa kasih yang terbaik buat calon pasangan mereka. Tapi lo harus yakin, Titan udah milih lo, berarti dia yakin bisa bahagia sama lo. Jangan raguin diri lo, lo itu kebahagiaan Titan. Dan lo akan dibahagiain Titan pastinya. Percaya deh!" Kata Wibi lembut.
"Tapi gimana kalo gue nggak..."
"Nggak ada tapi!" Potong Wibi "besok adalah hari sakral lo, jangan ada ragu lagi! Jangan ada takut lagi! Everything is gonna be okay!"
Amira mengangguk pelan. Wibi melepas tangkupan tangannya pada wajah Amira kemudian merengkuh Amira ke dalam pelukannya.
"Gue mau adek gue ini bahagia. Kalo Lo nggak bahagia, gue orang pertama yang bakal bikin perhitungan sama suami Lo!" Ujar Wibi sembari mengusap pelan punggung Amira.
Amira hanya mengangguk, meresapi dan mencerna semua nasihat dari kakak sepupunya itu. Tapi bukan keraguan seperti yang Wibi maksud yang Amira rasakan, namun keraguan perasaannya kepada Titan. Apa dia bisa cinta pada Titan setelah mendapati kenyataan bahwa cintanya pada Adiaksa masih utuh tertata pada tempatnya, pun sebaliknya.
***
Selepas acara kenduri, semua keluarga besar Amira berkumpul di ruang keluarga rumah Amira. Suasana akrab kekeluargaan sangat terasa malam itu, apalagi mereka hanya bisa berkumpul bila ada acara seperti ini. Canda tawa bahagia, semua tumpah ruah di ruangan itu.
Kini Amira dan para sepupunya juga adiknya sedang berkumpul di ruang tamu. Mereka sengaja memisahkan diri dari para orang tua agar bisa bercanda lebih akrab tanpa menggangu percakapan para orang tua. Amira sangat terhibur dengan segala tingkah konyol para sepupunya.
"Gue nggak nyangka, Amira bakal nyusul gue sama Wibi secepet ini" ujar Rizka, istri Wibi.
"Dia itu apa-apa maunya ikut-ikutan gue, Riz. Ngintilin gue Mulu!" Canda Wibi.
"Sialan Lo!" Amira terkekeh sembari mendaratkan tinju ringan ke lengan Wibi yang berada di sampingnya.
"Lagian, Titan kok mau-maunya ya sama elo? Udah jelek, malesan, tepos lagi!" Kali ini Dea, kakak kandung Wibi angkat bicara, membuat semua terbahak.
"Puas-puasin Lo pada ngetawain gue sekarang! Besok kalo gue udah nikah, nggak bakal Titan biarin gue di bully kalian!" Cibir Amira.
"Alah, paling nanti kak Titan juga ikutan bully kak Mira!" Sahut Ema, tawa kembali pecah.
"Eh, anak kecil nggak boleh ikutan jadi bulliers!" Amira mendaratkan pelototan tajam ke arah Ema.
Yang di tatap cuma meringis menampakkan deretan giginya.
"Lo pacaran berapa lama sih sama Titan? Perasaan gue nggak pernah tau Lo pacaran sama Titan" pertanyaan Dea seketika membuat senyum di bibir Amira memudar.
"Gue nggak pacaran kak" jawab Amira sembari tersenyum kaku.
"Hah?! Serius? Langsung dilamar gitu?" Tanya Dea tidak percaya.
Amira mengendikkan bahunya sebagai jawaban.
"Tapi kan dulu Lo pacaran lama sama si.... Siapa itu? A.. Aksa? Terus Lo udah putus gitu? Gue masih bingung deh, kok bisa elo malah nikahnya sama Titan? Bukan sama Aksa".
Amira tertegun mendengar nama itu di sebut. Lagi, sakit hati itu kembali. Sakit hati yang sudah hampir tak diingatnya, mengapa kembali bisa mengoyak hatinya?
Amira menundukkan kepalanya. Air menggenang di pelupuk matanya membuat pandangannya kabur. Sungguh dia tak sanggup menjawab pertanyaan Dea. Bahkan Amira tak mampu menjelaskan perasaannya untuk dirinya sendiri.
"Kak! Lo apa-apaan sih tanya begituan?" Hardik Wibi.
"Kan gue cuma tanya!"
Wibi segera memindah posisi duduknya ke samping Amira. Wibi mengusap pundak Amira untuk menenangkan adik sepupunya yang kini mulai terisak.
"Udah, nggak usah di pikirin omongan kak Dea!" Ujar Wibi.
Tanpa mendengarkan ucapan Wibi, Amira beranjak meninggalkan ruang tamu kemudian masuk ke kamarnya dan mengunci pintunya.
"Kakak Lo kenapa sih, Ma?" Tanya Dea pada Ema.
"Kakak sih pake ngungkit-ngungkit kak Aksa!" Ema berdecak sebal.
"Emang kenapa? Bukannya dia udah mau nikah sama Titan? Kenapa sampe segitunya denger nama Aksa? Masih cinta?" Dea masih tak mengerti.
"Stop kak! Udah, jangan di bahas lagi! Kepo Lo keterlaluan tau nggak!" Wibi juga beranjak meninggalkan ruang tamu diikuti Rizka.
"Kenapa sih?" Pandangan Dea beralih ke Ema menuntut penjelasan.
"Kak Mira tu masih suka baper sama kak Aksa. Dia udah mulai lupa akhir-akhir ini, eee malah kak Dea nyinggung lagi, ya baper lagi dia!" Jelas Ema.
"Ya kan gue nggak tau! Lagian udah mau nikah sama Titan, masih aja baper sama Aksa. Nggak salah itu keputusan mau nikah?" Celoteh Dea.
Ema hanya mengendikkan bahunya acuh kemudian beranjak meninggalkan Dea sendirian di ruang tamu.
***
Nggak jelas banget ya part ini???
Maapkan lagi mampet otak ini..
Pokoknya part selanjutnya bakal bikin emosi jiwa ...
Baper baper dah ..And kayanya cerita ini bakal end sebelum part ke 50 ya..
Soalnya bakal ada sequel dari cerita ini yang bakal lebih menguras perasaan.
Voment nya di nanti banget iniiii...
KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomanceJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...