Ragamu milikku, Hatimu?

286 12 0
                                    

1 Minggu sudah Amira menyandang status sebagai Nyonya Titan. Usai menikah, Titan memutuskan memboyong Amira ke apartemen pribadinya. Dia tak ingin merepotkan orang tuanya maupun orang tua Amira.

Amira bersikap baik pada Titan, pun sebaliknya. Amira melayani Titan seperti layaknya istri melayani suami. Hanya 1 yang bekum Amira lakukan bersama Titan, berhubungan intim layaknya suami istri.

Amira tidak bisa. Entah mengapa ketika Titan mulai menyentuhnya, Amira merasa belum siap. Entah apa yang ada di pikiran Amira, bukankah itu hak Titan?

Malam ini Amira memutuskan untuk mencoba. Memberikan hak Titan yang seharusnya seorang suami dapat dari istrinya. Amira sengaja sedikit berdandan dan menunggu Titan pulang kerja di ruang tamu.

Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, tapi Titan belum pulang juga. Bukankah manager outlet Jam kerjanya hanya sampai jam 5 sore saja? Amira masih mencoba berfikir positif.

'Mungkin dia lembur. Gue tunggu aja deh. Biasanya karyawan outlet kan pulang jam 10 malem' batin Amira.

Amira mondar-mandir di depan pintu apartemennya. Berharap jika Titan membuka pintu saat pulang nanti, Amira bisa langsung menyambutnya. Beberapa kali Amira membenahi penampilannya di kaca yang tertempel di samping pintu. Dia ingin tampil sempurna malam ini untuk suaminya.

1 jam..

2 jam..

3 jam..

Sudah pukul 11 malam dan tidak ada tanda-tanda Titan akan pulang. Amira mencoba menghubungi ponsel Titan, namun ponselnya tidak aktif. Berbagai macam pikiran menggelayuti otak Amira. Rasa khawatir mulai menyeruak di dalam hatinya.

"Titan kemana sih? Jam segini kok belum pulang juga?" Gumamnya.

Amira duduk di sofa ruang tamu, menyandarkan badannya yang mulai lelah menunggu kedatangan suaminya. Lama kelamaan mata Amira menjadi sangat berat. Sekuat apapun Amira menahan, akhirnya dia dikalahkan oleh rasa kantuknya. Matanya terpejam dan mulai terdengar hembusan nafasnya yang teratur, menandakan Amira telah masuk ke alam bawah sadarnya.

***

Titan membuka pintu kemudian masuk ke apartemennya. Sudah lewat tengah malam, dan ruangan itu gelap.

'Amira kayanya udah tidur' pikirnya.

Titan menekan saklar lampu ruang tamu, seketika ruangan itu menjadi terang. Alangkah terkejutnya Titan saat mendapati sok-sok istrinya tengah tidur meringkuk di atas sofa. Titan perlahan mendekati Amira. Ditatapnya setiap inci lekuk wajah istrinya.

"Cantik" gumam Titan.

Titan menyisikan rambut halus yang menutupi wajah manis Amira. Dia masih tak menyangka, wanita ketus ini telah menjadi istrinya. Perlahan di angkatnya tubuh Amira dan memindahkannya ke kamar.

Usai memindah Amira, Titan beranjak ke dapur untuk membuat kopi panas untuknya. Kemudian Titan duduk di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Titan tidak bisa fokus pada siaran TV, pikirannya melayang entah kemana. Beberapa kali dihembuskannya nafas kasar yang menandakan hatinya sedang gusar.

Tiba-tiba seseorang menyentuh pundaknya. Titan tersentak, seingatnya Amira sudah tidur di kamar, lalu ini tangan siapa?

Perlahan Titan menoleh pada si empunya tangan. Titan terlonjak kaget saat melihat Amira dengan penampilan awut-awutan.

"Amira?!" Pekiknya "Bikin parno aja sih Lo!"

"Ishh apaan sih?!" Gerutu Amira "Lo kira gue demit apa?!"

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang