Amira cuti kerja hari ini . Niat hati pulang kuliah nanti mau ke rumah Adiaksa. Memperjelas hubungannya dengan Adiaksa. Kebetulan juga hari ini bertepatan dengan aniversarry ke 3 hubungannya dengan Adiaksa.
Pulang kuliah segera di pacu motor Amira menuju rumah Adiaksa, dibawanya sekotak coklat untuk Adiaksa sebagai peringatan aniversarry mereka, biarpun entah hubungan mereka akan berlanjut atau tidak. Tapi belum sampai rumah Adiaksa, dari kejauhan terlihat pemandangan meremukkan hati Amira.
Adiaksa menggandeng mesra Lola dengan raut wajah bahagia, di ciumnya kening wanita itu. Lalu mereka naik motor lalu pergi entah akan kemana.
Amira memberanikan diri tetap datang ke rumah Adiaksa. Di ketuknya pintu rumah itu. Berharap dirinya mendapat jawaban dari penglihatannya tadi.
-tok tok tok
Tak berapa lama pintu dibuka oleh Awan. Awan kaget melihat Amira yang datang.
"Kak Amira? " Awan terlihat bingung melihat Amira datang dengan mata berkaca-kaca.
"Wan, gue cuma mau tanya satu hal, jadi gue mohon jawab jujur, ya?!" Amira berusaha terlihat baik-baik saja " Apa Aksa sama Lola udah jadian?"
"U-udah kak. Semalem kak Aksa nembak kak Lola disini. Dan langsung diterima" Awan jujur tapi bingung.
Bagai tersambar petir hati Amira. Sakitnya melebihi saat Afin meninggalkannya. Amira berusaha mengatur nafas dan hatinya agar tidak menangis di depan Awan.
"Oh, yaudah Wan, gue pulang ya!". Amira bergegas naik motor lalu memacunya meninggalkan rumah Adiaksa.
'kak Amira kenapa ya? Bukannya kak Aksa udah putus sama kak Amira? Sebulan belakangan dekatnya juga sama kak Lola. Tapi kok kak Amira datang kaya sedih gitu? Ah, tau ah gelap!' batin Awan bingung.
Amira memacu motornya menuju danau yang biasa dulu dirinya dan Afin duduk berdua.
Di danau itu Amira menangis sejadi-jadinya. Di lemparnya sekotak coklat yang seharusnya untuk Adiaksa tadi ke tanah. Amira berteriak-teriak kesetanan.
"Kenapa, Sa?! Lo belom bilang putus sama gue! Kenapa Lo jadian sama orang lain?!" Amira meluapkan emosinya.
Amira terduduk di bangku taman danau itu. Dirinya tak habis pikir dengan kelakuan Adiaksa. Membayangkan Adiaksa bersama Lola rasanya sakit setengah mati.
"Harusnya gue berani jelasin semuanya, harusnya gue ke rumah Aksa malam itu, harusnya gue nggak kerja, harusnya gue perbanyak waktu gue buat Aksa!" Amira menyalahkan dirinya dan keputusannya.
"Bodoh! bodoh! bodoh!" Amira memukul-mukul kepalanya.
"Hentikan, Amira!" Seseorang memeluk tubuhnya untuk menghentikan aksi pukul kepalanya.
"Kamu kenapa begini? Aku ngga pernah melihat kamu sesedih ini. Apa yang bikin kamu seperti ini?" Afin melihat iba Amira.
"Sakit, Fin!" Amira meremas baju Afin.
"Apanya yang sakit?" Afin melepas pelukannya Lalu menatap Amira.
"Ini sakit!" Amira memegang dadanya.
Tiba-tiba Amira merasakan sesak di dadanya tak tertahan, lalu tak sadarkan diri. Afin panik juga sedih melihat mantan wanitanya sehancur ini. Afin memesan Taxi online untuk membawa Amira pulang.
Amira membuka matanya. Diedarkan pandangannya. Ini di kamarnya. Di samping kasurnya Afin tertidur.
'pasti Afin yang bawa gue pulang. Mama, papa, Ema pasti belom balik dari puncak' pikir Amira.
Amira teringat kejadian yang baru saja terjadi. Amira mulai terisak lagi. Afin terbangun oleh isakan Amira.
"Mir, kamu udah sadar?" Afin menegakkan badannya "kamu kenapa nangis lagi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/177191746-288-k121277.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomanceJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...