SAH!

309 14 0
                                    

Pernikahan Amira dan Titan tinggal beberapa jam lagi. Amira kini sedang berada di kamarnya bersama dengan MUA yang tengah merubah penampilan Amira menjadi seorang bidadari.

Make up natural dengan gaun pengantin putih, membuat aura kecantikan Amira begitu terpancar. Tapi make up setebal apapun tak bisa menutupi kegelisahan dalam hati Amira yang berhasil membuat raut wajah wanita manis itu tak mampu menarik sudut-sudut bibirnya untuk tersenyum.

Ini hari bahagia Amira dan Titan, tapi hatinya tidak sepenuhnya bahagia. Apalagi setelah kejadian kecelakaan beberapa hari lalu, membuat hatinya kembali bimbang. Apa benar keputusan menikah dengan Titan adalah yang terbaik?

"Duh, cantik amat sih adek Abang!" Cibir Wibi membuat Amira tersentak.

"Wibi!" Amira tersenyum kaku "Maaf gue tadi..."

"Melamun? Lagi?" Potong Wibi.

"Gue...." Amira menundukkan pandangannya "Gue bimbang".

"Mir, gue tau perasaan Lo. Tentang mantan Lo juga!"

Amira kembali mengalihkan pandangannya pada Wibi. Dia tersentak dengan pernyataan Wibi.

"Dia masalalu Lo, dan Titan adalah masa depan elo. Titan udah merelakan segala perasaan dan waktunya buat elo, cuma Titan yang mau nerima elo apa adanya. Titan yang terbaik buat elo". Wibi mencoba membuat Amira lebih tenang.

Amira menatap manik mata Wibi 'Mungkin kalo Afin masih di sini, dia bakal bilang hal yang sama ke gue. Kemana sih Lo, Fin? Gue butuh elo buat nenangin gue!' batin Amira.

"Gue yakin Lo pasti bahagia sama Titan. Dia orang baik, dan rela berkorban buat Lo. Lo sayang kan Sama Titan?" Tanya Wibi.

"Iya, gue sayang sama dia. Tapi..."

"Cinta itu bisa datang kalo Lo terbiasa bareng sama Titan. Tanpa Lo sadar, cepat atau lambat, Lo bakalan jatuh cinta sama dia". Ujar Wibi.

"Gue nggak tau, Bi. Gue cuma takut gue nggak bisa kasih cinta gue ke Titan". Amira mengalihkan pandangannya pada cermin di depannya.

"Lo pasti bisa!" Wibi menepuk bahu Amira.

"Mir!" Panggilan Rizka mengalihkan pandangan dua kakak beradik itu  "Udah di tunggu! Yuk keluar!" Rizka masuk kamar Amira kemudian membantu Amira berdiri dan memapahnya keluar dari kamar di ikuti Wibi.

***

Ruang tamu yang kini di sulap menjadi tempat sakral untuk akad nikah Titan dan Amira, sudah di penuhi kerabat kedua mempelai untuk menyaksikan persatuan dua keluarga. Memang hanya keluarga besar Titan dan Amira saja. Resepsi akan di adakan di gedung sore nanti usai akad nikah.

Tampak dari wajah Titan bahwa dirinya sedang gugup menanti sang calon mempelai wanita datang untuk segera melangsungkan akad nikah. Titan berkali-kali menyeka keringat di keningnya yang sepertinya berproduksi 2 kali lebih banyak dari biasanya.  Sungguh ini bukan seperti Titan yang biasanya.

Titan yang biasanya selalu selengean tanpa beban, kini bisa berekspresi setegang itu. Bahkan saat sidang skripsi pun dulu dia tak nervous itu. Entah mengapa perasaan Titan sedari malam campur aduk. Bahagia karena akhirnya Amira mau menjadi istrinya, juga gugup. Entah apa yang di gugupkannya.

"Itu kak Amira!" Bisik seseorang di belakang Titan yang diyakininya itu Ema.

Seketika Titan mengalihkan pandangannya pada seseorang berkebaya putih yang sebentar lagi akan menyandang gelar nyonya Titan. Titan memandang masygul wanita yang telah membuatnya jatuh sejatuh-jatuhnya ke dalam cinta. Sungguh hatinya tak pernah salah memilih, kecantikan gadis itu sungguh membuat semua yang ada di ruangan itu terpukau.

Kini Amira telah duduk di samping Titan, dan Titan masih memandang Amira tak berkedip. Amira menundukkan pandangan, entah apa yang gadis itu rasakan hingga tak mau mengangkat pandangannya.

"Heh, kedip!" Bisikan seseorang membuyarkan lamunan Titan "Iye percaya calon istri Lo cantik, tapi nggak segitunya juga kali!"

"Apaan sih?! Ngiri Lo?" Titan menatap tajam si empunya suara.

"Kalo aja nggak keduluan, udah gue embat!" Cibir orang itu lagi.

"Firman!" Hardik mama Titan setengah berbisik.

Firman, adik kandung Titan, meringis memamerkan deretan giginya pada mamanya.

Suasana kembali khidmat. Acara inti pun segera di mulai. Kini Titan telah menjabat tangan papa Amira. Detik-detik menegangkan yang mungkin hanya terjadi sekali seumur hidup Titan dan Amira.

"SAYA NIKAHKAN DAN KAWINKAN ANAK GADIS SAYA AMIRA SYAKIRA BINTI HERMAWAN, UNTUK ENGKAU TITANIO ABRAHAM BIN HADINATA, DENGAN  MAS KAWIN SEPERANGKAT ALAT SHOLAT DIBAYAR TUNAI!" Ucap papa Amira tegas.

"SAYA TERIMA NIKAH DAN KAWINNYA AMIRA SYAKIRA BINTI HERMAWAN UNTUK SAYA SENDIRI DENGAN MAS KAWIN TERSEBUT, TUNAI!" Balas Titan tegas dan mantab dalam satu tarikan nafas.

"Bagaimana saksi? Sah?" Tanya penghulu kepada para saksi.

"SAH!" Serentak semua yang ada di ruangan sakral itu berseru lega.

***

Suasana gembira menyeruak di ruangan itu. Setelah menerima seserahan dari Titan, kini saatnya Amira mencium tangan Titan. Di raihnya tangan lelaki yang kini telah sah menjadi suaminya itu dan di tempelkan ya punggung tangan Titan pada keningnya.

Titan terhenyak dengan suasana haru itu. Istrinya tengah mencium tangannya. Sesuatu yang tak pernah dibayangkannya terjadi secepat ini. Sampai sesuatu terasa membasahi punggung tangannya. Senyum Titan seketika memudar. Kali ini Titan baru menyadari ada hal yang tidak beres dengan istrinya, Amira menangis.

Menyadari air matanya menetes tanpa kontrol, Amira segera menyudahi kegiatan cium tangannya dan segera menghapus air mata yang lepas kendali tadi. Amira memastikan tidak ada orang yang tahu bila dirinya menangis.

"Are you okay?" Bisik Titan membuat Amira tersentak.

"Ehm, oh, ya I'm okay!" Amira tersenyum kaku.

Titan hanya mengangguk pelan. Dibalik senyum itu, Titan tau sebenarnya Amira tidak benar-benar baik. Ada sesuatu yang menganggu perasaan wanitanya itu.

"Kalo Lo capek, Lo boleh kok ke kamar dulu" tawar Titan.

Amira menggeleng cepat sembari tersenyum kaku "Gue nggak papa. Lo tenang aja".

Titan menghela nafas kemudian meraih tangan Amira dan menggenggamnya erat. Amira menatap manik hitam suaminya, dia bisa melihat ada kekhawatiran di sana.

'Wibi bener. Titan yang terbaik buat gue. Dia cinta gue dan dia akan jaga gue. Dia pasti bisa bahagiain gue!' batin Amira yakin.

"Gue sayang Lo!" Ucap Amira setengah bergumam

Seketika Titan tertegun. Dirinya tau Amira mulai suka padanya, tapi ini di luar harapannya. Amira menyatakan sayangnya. Suatu yang sangat menggembirakan bagi Titan, lengkap sudah hari bahagianya. Senyum Titan mengembang. Dia akan tetap menjaga senyumnya sampai hari ini berakhir, meskipun dia tau ada sesuatu yang di sembunyikan istrinya di balik senyum kaku dan ucapan sayangnya.

***

Amira kenapa nangis?
Apa Pernikahan Amira dan Titan akan baik-baik saja?
Atau akan berakhir karena cinta yang bertepuk sebelah tangan?
Sia-sia dong perjuangan Titan...
Kasihan dong Titan ..
Yah...
Gimana ya?
Enaknya dibawa kemana ya hati Amira?

Vote ya buat semangat ...

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang