Part Bonus [ Tara Sakit]

759 22 0
                                    

8 tahun berlalu, kedua anak kembar Amira tumbuh menjadi sok-sok yang sangat membanggakan bagi Amira dan Titan. Kini mereka berada di kelas 2 sekolah dasar dengan peringkat nilai selalu ada di urutan nomor 1 dan 2.

Hari ini Tara dan Tama, begitu panggilan akrab kedua anak Amira, akan berangkat ke sekolah. Tiba-tiba Tara mengeluh perutnya sakit. Memang sedari tadi Tara merasa tidak enak pada perutnya, tapi kali ini semakin sakit dan sangat tidak tertahankan.

"Ma, perut Tara sakit banget. Tara nggak kuat ma!" Rengek Tara.

"Belum sembuh sakitnya sayang?" Amira mengusap rambut Tara lembut.

Tara menggeleng sembari meringis menahan sakit. Amira panik, Titan pun bingung.

"Yaudah, gini aja. Abang berangkat sekolah sama papa ya? Mama anter adek periksa dulu".

"Tapi kamu nggak papa sendiri?" Tanya Titan khawatir.

"Enggak lah. Nanti kalo ada apa-apa aku pasti ngabari kamu kok" ujar Amira setenang mungkin.

Dia tidak ingin menampakkan kekhawatirannya di depan anak-anak. Pasti itu akan membuat suasana lebih panik lagi.

"Yasudah, gih berangkat!".

Usai mencium punggung tangan mamanya, Tama mendekati Tara yang masih memegangi perutnya yang sakit.

"Adek, kamu cepet sembuh ya? Abang bakal kesepian di sekolah kalo nggak ada adek" ucap Tama polos.

"Bang, cepet berangkat, nanti telat!" Hardik Amira.

"Ma, titip adek ya?"

"Abang tenang aja, mama bakal jagain adek buat Abang!"

Memang Tama begitu menyayangi adik kembarnya. Dia tidak akan membiarkan satu orangpun termasuk orangtuanya sekalipun, yang akan menyakiti Tara. Bagi Tama, hanya Tara tempat berbagi tanpa ada batasnya.

***

Amira mengusap kepala Tara yang tengah tertidur di atas brankar IGD dengan lembut. Setelah pengambilan sampel darah dan urine tadi, Tara tertidur. Dan kini Amira menunggu hasil cek darah itu untuk tahu apa yang membuat Tara kesakitan tadi pagi.

Seorang dokter datang disambut oleh Amira dengan tatapan penuh harap.

"Bagaimana hasilnya dok?" Tanya Amira.

"Menurut hasil lab, anak ibu mengalami kram otot perut akibat sindrom nefrotik atau lebih dikenal dengan sebutan kebocoran saluran ginjal. Dimana ada pembuluh darah kecil yang rusak mengakibatkan protein dalam darah ikut keluar terbuang melalui urin" jelas dokter itu.

"Apa?!" Amira tersentak "Bagaimana bisa anak saya terkena penyakit itu dok?"

"Adanya gangguan sistem kekebalan tubuh pada anak ibu, menjadi penyebab terjadinya perubahan minimal pada gromeruli sehingga protein tidak dapat tersaring sempurna. Di beberapa gejala, penderita sindrom nefrotik juga mengalami pembengkakan di beberapa bagian tubuh. Tapi sepertinya anak ibu belum mengalaminya" jelas dokter itu lagi.

"Apa itu berbahaya dok?" Tanya Amira mulai tidak tenang.

"Jika dibiarkan, akan mengakibatkan gagal ginjal dan harus menjalani dialisis atau cuci darah. Tapi jika sudah kronis, jalan satu-satunya hanya transplantasi ginjal".

Bagai di sambar petir, tubuh Amira melemas seketika. Amira terduduk di kursi samping brankar Tara. Ditatapnya sendu putri cantiknya. Bagaimana bisa anak sekecil itu menderita sakit yang mengerikan ini?

"Jadi, pengobatan apa yang harus anak saya tempuh agar segera sembuh dok?" Tanya Amira lemas.

"Sementara kami akan melakukan terapi obat-obatan. Jangan biarkan anak ibu melakukan aktivitas fisik yang berat. Untuk seminggu kedepan, anak ibu sebaiknya di rawat di rumah sakit dulu" saran dokter itu.

Amira [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang