Amira berjalan dengan senyum mengembang menyusuri koridor kampus menuju taman belakang kampus, tempat dimana ketiga temannya telah menunggu. Kebaya yang tertutup Toga membuat langkahnya sedikit terhambat, tapi tak menyurutkan niatnya untuk segera bertemu teman seperjuangannya.
"Amira!" Panggil Tari sembari melambaikan tangannya.
Amira membalas lambaian tangan Tari sembari berjalan mendekati para sahabatnya.
"Akhirnya kita lulus bareng!" Pekik Ana.
"Lebay!" Putra menoyor pelan kepala Ana.
"Biarin!" Ana menjulurkan lidahnya ke arah Putra "Yang penting hari ini gue seneng banget!"
"Kita rayain kemana hari ini?" Tanya Tari antusias.
"Malam ini ke kafe gue aja!" Usul Putra.
"Setuju!" Pekik Ana dan Amira bersamaan.
"Okey! Jam 7 malem jangan lupa!" Putra menatap Amira.
"Lo nggak kerja kan, Mir?" Tanya Putra.
"Gue cuti. Tenang aja, gue pasti Dateng!" Amira menaik turunkan alisnya.
"Bawa pasangan jangan?" Tanya Ana.
"Kagak ada yang punya pasangan selain Amira, oon! Suka halu ya lu?" Putra memutar bola matanya malas.
"Ya kali aja ada kemajuan gitu?" Ana meringis.
"Udah, nggak usah ngajak pasangan. Lagian Titan pasti nggak bakal mau ikut" ujar Amira.
"Yaudah, gue tunggu di kafe ya?".
Amira, Ana, dan Tari mengangguk setuju.
***
Ana, Amira, dan Tari duduk satu meja di sebuah kafe bernuansa klasik. Ya, itu kafe milik Putra yang belum lama di buka. Sudah beberapa menit ketiganya menunggu Putra, tapi siempunya kafe Belum juga menampakkan batang hidungnya.
"Mana sih, Putra? Kitanya udah ontime, dianya malah nggak tau kemana!" Gerutu Ana.
"Sabar! Kali dia lagi nyiapin menu spesial buat kita" Tari mencoba menenangkan.
Tak berapa lama Putra muncul dengan menggandeng seorang wanita yang tidak asing bagi ketiga sahabatnya.
"Indri?!" Pekik Ana dan Tari
"Lo sama Putra.." Amira menatap Indri dan Putra bergantian.
"Iya, gue sama Indri udah jadian sebelum pendadparan" aku Putra.
"Gila Lo ya?! Kita ini Lo anggep apa? Sampe Lo jadian aja kita nggak di kasih tau. Mana sama ni anak lagi!" Ana menatap Indri sinis.
"Sorry gaes, gue cuma nyari saat yang tepat aja buat ngasih tau ke kalian" Putra berusaha menjelaskan.
"Ya tapi kenapa baru sekarang? Pendadaran udah hampir 2 bulan yang lalu loh?!" Tari ikut jutek.
"Jangan pada marah gitu Napa, sih? Salah ya gue pacaran sama Indri?" Putra melirik sekilas wanita disampingnya.
Indri hanya menunduk, tidak berani menatap ketiga sahabat pacarnya. Mungkin dia merasa bersalah, atau apapun yang membuat dia merasa tidak enak.
"Salah!" Sahut Amira datar "Sangat salah!"
"Kenapa Mir?" Tanya Putra tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amira [ COMPLETED ]
RomanceJodoh itu di tangan Tuhan... Of course... Cinta tak harus memiliki... Munafik.. Cinta akan tumbuh karena terbiasa... Oh ya? Amira memiliki kisah cinta yang indah, punya pacar yang tampan, baik, dan pengertian. Sampai suatu hari Amira bertemu dengan...