Sooyoung bersumpah serapah selagi berjalan keluar dari sebuah cafe setelah menghabiskan lebih dari setengah jam berbincang dengan seorang pengacara bernama Lim hyunsik itu.
"Woahhh! Aku tidak percaya jika manusia di bumi ini tidak memiliki otak. Bagaimana bisa ada berita seperti itu"
Ia mengumpat dan tidak percaya jika dirinya dituding memiliki hubungan rahasia dengan orang yang jelas tidak di kenalnya. Bahkan mereka memberitakan jika saat ini ia sedang mengandung.
Tidak masuk akal.
"Jika anda berkenan, saya akan mengatur jadwal pertemuan anda dengan tuan yook sungjae sebelum melakukan konferensi di depan pers nanti. Tentu anda tidak ingin jika berita ini sampai mengusik kehidupan pribadi anda bukan? Jika ia, maka rencana ini cukup menguntungkan saya rasa, park sooyoung-shi"
Itulah pesan yang di ungkapkan pengacara itu.
Di lihat nya baik-baik secarik kertas bertuliskan nama pengacara tersebut. Namun kemudian ia meremasnya kuat lalu membuangnya.
Sooyoung begitu malas menanggapi masalah ini. Beban hidupnya sudah cukup berat, ia merasa jika semua akan semakin keruh jika terlibat dengan orang-orang seperti mereka.
"Kau datang lebih awal hari ini. Sooyoung-shi" Seorang perawat yang sudah akrab dengan sooyoung datang menyapa.
"iya suster" jawab sooyoung.
"Apa kau datang untuk memandikan dan mengganti baju ibumu?"
Sooyoung mengangguk.
"Perlu ku bantu?"
"Tidak suster, aku bisa melakukannya sendiri. Terimakasih sebelumnya"
Jawab sooyoung kemudian pamit meninggalkan perawat tersebut.
...
"Kau sudah berhasil menemuinya?" sungjae yang ditemani setumpukan kertas di ruang kerja nya menyempatkan bertanya saat hyunsik masuk dan memberi salam.
"Ya, saya sudah bertemu dengannya, tapi-"
Sengjae melepas kaca mata kerja nya lalu menatap laki-laki di depannya.
"Saya rasa dia gadis yang sulit. Bahkan dari raut wajahnya pun dia terlihat tidak tertarik dengan penawaran kita"
Sungjae memijat pelipisnya.
Ia tau semua akan seperti ini. Walau sungjae tidak mengenal perempuan itu, tapi ia sudah tau jika perangai sooyoung tidak seindah wajahnya.
"Lalu apa yang harus ku lakukan? So hyun begitu khawatir kalau wartawan sadar jika foto itu adalah dia" erang sungjae.
"Saya memiliki sebuah rencana"
Mata sungjae menatap lurus kearah hyunsik selagi mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut pengacaranya itu.
...
"Ini adalah bayaran bulan ini, mungkin tidak menutupi semua biaya. Tapi saya janji, saya akan segera melunasi semuanya. Mohon beri saya waktu"
Ini bukan kali pertamanya sooyoung memohon dengan putus asa. Jika ditanya apakah ia malu, jawabannya sudah pasti tentu. Tapi apalagi yang bisa ia lakukan, hanya ini yang bisa ia berikan dari hasil kerja kerasnya.
Setelah menyelesaikan urusannya di rumah sakit, sooyoung berniat pulang untuk bersiap bekerja. Ia lelah jika harus jujur, sooyoung memiliki tiga pekerjaan dalam satu hari, empat bahkan jika subuh hari nya ia harus mengantar susu ataupun koran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...