"Kau yakin dengan keputusanmu?". Perempuan itu menoleh dan mengukir senyum sendu. "Emm, aku tak pernah merasa seyakin ini dalam hidupku".
Kim hanbin, lelaki itu meluruskan punggungnya. Tak ada yang bisa ia lakukan. Sebagai teman, mengikuti keinginan Park sooyoung adalah hal yang benar. Biarlah salah, asal itu membuatnya nyaman. "Baiklah, kita lakukan apa yang menjadi maumu".
...
"Tenanglah, Park sooyoung tak akan pergi jauh". Kim sohyun geram mendapati Yook sungjae tak tenangkan diri sejak pagi.
Diantara mereka, kini Lim hyunsik datang.
"Kau berhasil menemui wendy?". Lim hyunsik menggelengkan kepalanya. "Apa yang dilakukan satpam di rumah ini! Tidakkah mereka menyadari jika sooyoung keluar!". Benar, Yook sungjae lepas kontrol.
Bahkan Ha Joon kini menangis karena terkejut dari tidurnya dengan suara Lelaki itu. Selagi mengusap kasar wajahnya, ia melirih meminta bantuan untuk menemukan Park sooyoung pada semua orang yang menatapnya.
"Polisi telah mengerahkan anggota nya, tuan. Kita cukup menunggu kabar dari mereka". Yook sungjae menoleh dan menatap lim hyunsik tak senang. "Menunggu?! Kau menyuruhku menunggu?!".
"Tuan --".
"Dia sudah berjanji tak akan pergi. Berulang kali aku memintanya berjanji dan ia menyanggupi, tapi apa sekarang --". Lelaki itu kacau, ia melangkah tak karuan. Bingung, khawatir, takut, juga kesal. Bagaimana Park sooyoung bisa begitu kejam padanya.
"Yya! Yook sungjae!". Kim sohyun menjerit meneriaki nama Lelaki itu kala melukai dirinya dengan memukul kaca yang terpatri di dinding.
"Tuan, saya mohon. Setidaknya tenangkan diri anda". Hyunsik mencoba menahan Yook sungjae kala semakin meradang.
Kim sohyun yang memangku Ha Joon ikut merasa terluka melihatnya. Bahkan tanpa ia sadari, bulir airmata berhasil melewati pipinya.
Cobalah tarik nafas dan hembuskan perlahan -mungkin kleann akan kesal *teheee
🍂🍂🍂
Atribut untuk menjadi manusia adalah tentang menerima bahagia dengan luka nya, kedatangan dan kepergian, mencintai juga penolakan, bahkan kehidupan dengan kematian.
Biarlah jiwanya mati bersama angan, nyatanya raga Yook sungjae harus tetap hidup untuk banyak alasan. Waktu tak akan menunggunya sembuh dari luka, hidup harus tetap berjalan.
"Selamat tuan, akhirnya anda berhasil membuktikan kemampuan anda yang diragukan selama ini". Hyunsik tersenyum usai menemani Yook sungjae menandatangani kontrak kerja dengan para investor baru di perusahaannya.
Lelaki itu hanya tersenyum singkat sebelum menyapa kedatangan seseorang. "Kau berhasil seperti dugaanku. --Selamat Yook". Lee seung gi datang menghampirinya.
"Kau tau hyung, aku selalu berterimakasih karena bantuanmu". Balasnya menjabat tangan Seung gi. "Tentu saja kau harus. Tapi aku juga berhutang terimakasih padamu". Ujarnya
--"oppa . ." sebuah suara datang semakin dekat.
Yook sungjae sedikit tercengang dengan apa yang dilihatnya. "Apa kabar Yook sungjae-shi, selamat atas kesuksesanmu". Bae Suzy, teman Kim sohyun yang baru-baru ini ia kenalkan dengan Lee seung gi datang menggandeng lengan Lelaki berlesung pipit itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...