"Aku dengar gadis itu tinggal di rumahnya, benar?" sohyun yang tengah mengudara itu menghubungi hyunsik sebelum beberapa saat lagi tiba di seoul.
Setelah mendapatkan jawaban yang ia cari, sohyun pergi ke rumah sungjae tanpa memberitahu kekasihnya itu perihal kepulangannya.
...
"Aku ingin berkas hasil rapat kemarin dikirim ke ruanganku" pinta sungjae pada sekretarisnya.
"Baik tuan, saya permisi" jawabnya yang kemudian membungkukkan setengah badannya lalu berlalu.
"Ahhh, hyung. Kau dari mana saja?"
Changsub menyembul dari arah berlawanan setelah sekretaris sungjae keluar.
"Sudah kubilang aku sedang mengurus temanku beberapa hari ini" jawabnya singkat tanpa ada penjelasan lain.
"Kau diluar kota?"
Changsub mengangguk, dan tak lama kemudian peniel masuk.
"Hyung? Kau disini?" tanyanya terkejut.
"Kenapa? Kau tidak suka aku kembali?"
"Bukan begitu, hanya saja kenapa tidak memberitahuku jika kau akan kembali"
"Untuk apa?"
"Setidaknya aku bisa menjemputmu dan mengadakan pesta kepulanganmu"
Baik changsub maupun sungjae mengerutkan kedua alis mereka mendengar kalimat peniel.
"Apa kau pernah melakukan itu sebelumnya?" delik changsub.
".. Tidak" jawab peniel yang membuat sungjae berdecih lalu tertawa.
"Berhenti menertawakanku dude. Kau tertawa seolah habis mendapatkan jatah tadi malam" sindir peniel yang tidak terima ditertawakan sungjae.
Changsub terperangah "Kau tidur dengan gadis itu?"
"Kau percaya dengan ucapannya, hyung?"
Changsub berfikir beberapa saat ".. Tidak" jawabnya yang lagi membuat sungjae terbahak.
...
Di kediaman sungjae, Marry sedang membereskan sisa sampah dan beberapa perkakas yang baru saja digunakannya dengan sooyoung untuk merapikan taman.
Ia tersenyum setelah melihat hasil pekerjaannya dengan sooyoung dan tidak sabar melaporkan hal tersebut pada sungjae. Ia tau, sungjae menyukai hal-hal indah semacam ini, persis seperti ibunya.
"Hey bi, dimana wanita itu?"
Merasa sangat benar, sohyun mengutarakan pertanyaannya pada Marry tanpa mengenal apa itu arti tatakrama.
"Mengapa kau menatapku begitu?! Dimana dia?" ulangnya kembali saat marrie hanya menatapnya, bukan menjawab pertanyaannya.
Demi tuhan marry sangat membenci sikap sohyun. Ini bukan kali pertama ia mendapati sikap buruknya ini. Sudah sering sungjae menegur sikap kasar sohyun, terlebih pada marry. Karena ya, sungjae tidak mengganggap marrie hanya sebagai maid nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...