"Kau sudah bangun?" sohyun tertegun mendapati laki-laki berbeda sebelum ia terlelap dan saat ia terbangun.
"Aku melihat Yook sungjae masuk sebelumnya, itu sebabnya aku menunggu sementara dan masuk setelah ia pergi" laki-laki itu membenarkan letak selimut yang digunakan sohyun.
"Kau merasa lebih baik?" tanya nya lagi.
Sohyun masih diam, ia hanya tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Oppa, kau tak apa jika datang kemari? Bagaimana jika--?" / "ssttt..--" laki-laki itu menjeda.
"Bagaimana mungkin aku tak datang, bahkan jika aku tak memiliki kaki untuk melangkah pun, aku akan tetap berjalan dengan tangan untuk bisa tiba disini" imbuhnya.
...
"Berhenti memandangiku, atau akan ku tusuk bola matamu dengan garpu!" imbuh sooyoung tak nyaman saat laki-laki yang terduduk di depannya terus mengamati setiap gerak geriknya.
Iya, sejak sungjae melepas pelukan eratnya di kamar beberapa menit lalu, laki-laki itu terus menerus menempeli sooyoung bak permen karet. Kemanapun sooyoung pergi, ia pasti akan membuntuti dan memandanginya.
Psikopat gila. Sooyoung masih merasa kesal dan kecewa pada laki-laki bermarga Yook itu.
"Berhentilah merajuk maka kau akan mendapatkan apa yang kau inginkan" sangkal sungjae.
Sooyoung kini enggan menanggapi. Ia memilih menyelesaikan kegiatannya di dapur dan kembali ke dalam kamar. "Oh, jadi kau ingin menyelesaikannya di kamar? --Baiklah"
Cihh, otak selangkangan! Laki-laki mesum!
Sooyoung memang bungkan, namun hatinya terus mengumpat.
Hingga satu langlah sebelum sungjae masuk kedalam kamar, sooyoung menghentikannya.
"Berhentilah main-main dengan tingkah lakumu Yook! Kau dan perkataanmu hanya sampah!" ungkap sooyoung tegas.
Sungjae menyeringai walau perasaannya sedikit tercubit.
"Aku lebih senang kau memakiku dengan kalimat kasarmu itu" dari pada mendiamiku dan menganggapku tak ada --tambahnya dalam hati.
Sungguh sooyoung kini sudah kehabisan akal, ia tak lagi ingin menjadi bahan permainan sungjae. "Brengsek!" celoteh sooyoung berniat menutup pintu namun gagal.
"Beri aku sepuluh menit"
Sooyoung tetap berusaha menutup rapat pintu kamarnya. "Lima- Lima menit, beri aku lima menit untuk berbicara"
Tak ada negosiasi, sooyoung tetap membatu dan memilih menutup lalu mengunci pintu kamarnya.
Hal ini berlangsung berhari-hari, hubungan sooyoung dan sungjae kian memburuk bahkan setelah titik terang diantara mereka mulai terlihat.
Sungjae lelah meminta maaf pada Park Sooyoung, dirinya tersadar satu waktu dimana tak seharusnya ia menurunkan harga diri hanya untuk gadis berkepala batu itu.
...
"Beberapa hari ini anda terlihat pucat nona, anda baik-baik saja?" Marry datang dengan segelas teh jahe karena rasa khawatirnya.
"Aku baik-baik saja, bi" jawab sooyoung.
"Apa tak seharusnya saya panggilkan dokter?" Sooyoung dengan cepat menggelengkan kepalanya. "Aku hanya butuh istirahat, beberapa hal menggangu fikiranku akhir-akhir ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...