Dulu, hanya sekedar bermimpi untuk bahagia saja sooyoung merasa takut dan tidak berani. Ia cukup sadar diri dengan garis tangan yang dimilikinya. Bahagia dan cinta adalah hal asing untuknya.
Semua hampir berakhir. Ya, sesaat sebelum tangan dingin dari seorang lelaki menariknya pada dunia baru. Dunia yang bahkan tidak dikenali sooyoung sebelumnya.
Lusa, gadis bermarga Park itu akan menyandang status baru. Menjadi seorang istri dari presdir kenamaan Yook sungjae, walaupun hanya sebatas perjanjian diatas kertas, entah apa yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini.
Jantung berdebar, darah berdesir, bahkan perut yang seketika mulas saat membayangkan dirinya akan berjalan diatas altar menghampiri seorang lelaki yang berjanji menghabiskan hidup dengannya di hadapan pendeta.
Pernikahan ini terkesan mendadak walau tidak sepenuhnya begitu. Dengan uang yang melimpah, semua persiapan pernikahannya terlaksana dan selesai begitu saja tanpa harus di campur tangani oleh si calon mempelai.
Sooyoung termenung, hingga sebuah ketukan dari luar pintu kamar membangunkan kesadarannya.
"Wae?!" tanya nya saat membuka pintu dan menampilkan wajah Yook sungjae dengan pakaian yang rapi.
"Ganti pakaianmu dan ikut denganku!"
"Kemana?"
"Tidak usah banyak tanya, cepatlah. Aku tunggu 5 menit dan segeralah turun!" tangkas sungjae meninggalkan sooyoung.
Setelah mengganti pakaian dengan yang lebih tertutup, sooyoung berjalan mendekati sungjae yang tengah sibuk mengobrol melalui ponselnya.
Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, sungjae meluruskan punggunya lalu berjalan keluar rumah.
Tak ada supir seperti biasanya, sungjae mengemudikan mobilnya seorang diri dan setelah duduk di bangku kemudi, ia mengakhiri panggilannya.
"Sebenarnya kita akan kemana?"
"Rumah sakit, bertemu ibuku. --Dan ibumu"
Sooyoung terdiam sejenak mencerna kalimat 'dan ibumu' yang baru saja sungjae lontarkan.
"Lusa kita akan menikah, walaupun hanya pernikahan palsu, setidaknya kau harus bertemu dengan calon mertuamu--begitupun aku" ujar sungjae.
Tenggorokan sooyoung mengering. Entah apa yang membuat bulu halus ditangannya seketika berdiri mendengar kalimat yang baru saja melalui gendang telinganya.
Dimatanya, sungjae adalah lelaki arogan, kasar dan kerap bertindak semaunya. Akan tetapi jika menyangkut masalah orang tua, ia adalah pribadi yang lain, sungjae yang penuh tatakrama dan kesopanan.
"Berhenti terpesona. Kau akan mendapat malasah jika jatuh hati padaku"
Sooyoung tercengang.
"Bermimpilah sesukamu!" delik sooyoung yang kemudian melempar pandangannya keluar kaca mobil menyembunyikan rona wajahnya.
...
"Ahh, kalian datang? Masuklah nak"
"Apa kabar, bu?" sapa ramah sungjae mendekat lalu memeluk wanita paru baya yang terlihat lebih segar dibanding sebelumnya.
Ya, pengobatan pasca koma yang di jalani ibunya berjalan sangat lancar. Bahkan dokter memastikan jika ibu sungjae akan mampu menghadiri pernikahan putranya lusa ini.
"Inikah, calon menantu ibu?"
Sungjae ikut melirik ke arah sooyoung yang berdiri kaku dibelakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...