07

805 111 27
                                    

"Aku ingin bayaran setiap bulan untuk menyambung hidupku. Kau lupa, Aku kehilangan pekerjaan karena kau mengurungku" ungkap sooyoung.

Sungjae memutar bola matanya, ia tau jika hal yang dibutuhkan gadis miskin hanya lah uang.

"Baiklah, lagipula kau bekerja untukku. Sudah sepatutnya aku membayarmu"

"Aku juga ingin tetap bebas keluar kemanapun dan kapanpun tanpa pengawasan"

"Untuk hal itu aku tidak bisa mengizinkannya" jawab sungjae tegas.

Mata sooyoung menyipit.

Bukan park sooyoung namanya jika ia tidak berontak "Kau benar-benar akan mengurungku dirumah ini?! Aku juga punya kehidupan!"

Sungjae benar-benar kesal mendengar nada tinggi sooyoung saat berbicara dengannya.

"Kau lupa tentang kontrak kita? Jika kau ingin mengacau, kembalikan uang puluhan juta ku. Maka kau akan bebas dari semua ini" tangkas sungjae meninggalkan sooyoung.

"Yyakk! Yook sungjae. Aku belum selesai berbicara!" teriak sooyoung namun tak diperdulikan oleh sungjae.

"Benar-benar membuat repot" imbuh lelaki bermarga yook itu selagi menjatuhkan diri nya di atas kasur.

Hari ini begitu berat sungjae rasa. Ia mengawali pagi dengan kerumunan wartawan lalu ditutup dengan cercaan park sooyoung, belum lagi saat ayahnya terus menerus menelponnya. Ia merasa jika kepalanya akan pecah saat ini.

...

Esok harinya. Seperti biasa, sarapan sudah tersedia diatas meja lengkap dengan kopi dan koran pagi untuk sungjae.

Seakan lupa dengan keberadaan penghuni baru dikediamannya, dengan santai sungjae keluar menuruni anak tangga hanya memakai bathrobe dan rambut yang masih basah.

"OMmmayaa.. !!" teriak sooyoung refleks menutup matanya saat dengan jelas melihat bagian dada telanjang sungjae yang tidak tertutupi kain handuk putih itu.

"Ck. Berlebihan sekali" ujar sungjae tanpa memperdulikan wajah sooyoung yang memerah padam.

Marry yang melihat kejadian itu hanya terkikik. Ia senang melihat tingkah polos sooyoung. Menurutnya sooyoung lebih baik jika dibandingkan dengan sohyun.

Ya, marry mengetahui semuanya. Ia tau jika sungjae masih menjalin hubungan dengan sohyun, tapi dia tidak menyukai itu. Bagaimanapun ia sudah lama mengenal sungjae sebagai tuannya bahkan sejak sungjae belajar berjalan. Maka dari itu ia menyayangi pemuda itu selayaknya anak sendiri.

"Dasar, laki-laki gila mesum" gumam sooyoung kembali memotong buah.

"Bibi tertawa?" lirik sooyoung yang baru sadar jika marry disampingnya menahan tawa sejak tadi.

"Maaf nona, tapi anda sangat lucu" jawabnya.

"Ahh.. Berhentilah memanggilku nona. Kita sama-sama bekerja disini, aku sama denganmu, bi" cela sooyoung risih ketika marry terus menerus berbicara formal padanya walau sejak awal ia meminta agar wanita tua itu berhenti melakukannya.

"Bagaimana saya bisa melakukan itu pada calon istri tuan yook"

"Sudah ku bilang, bi. Ini semua hanya kebohongan. Apa yang dikatakan lelaki itu hanya bualan semata, aku benar-benar bukan kekasihnya"

Beautiful Wind | Bbyu Vol.3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang