Pssst . . .
"Tolong baca Author Note
dibawah ya nanti"Thankyou,
Enjoyed !...
Belakangan ini, sungjae selalu termenung terjaga dalam lelapnya. Selain menatap wajah sooyoung dan langit-langit kamar secara bergantian, ia pun menggunakan kepalanya untuk menerjang waktu membalikkan keadaan.
Ia fikir, sakit yang di timbulkan atas penghianatan sohyun akan benar-benar sembuh dengan kehadiran cinta dalam hati nya untuk park sooyoung. Ternyata sebaliknya, luka itu kian mendalam mencabik segalanya.
Sebenarnya, jauh ia sudah membayangkan jika dirinya akan mengajak sooyoung pergi dari korea dan memulai hidup baru hanya berdua saja. Namun niat itu akan urung ia lakukan dengan keadaan yang tengah terjadi saat ini.
Fikirnya, apa yang sebenarnya menjadi alasan dirinya di hianati oleh gadis bahkan kedua temannya. Apa mungkin dia adalah seorang pendosa besar di kehidupan sebelumnya?
"Kau belum tidur?" suara serak park sooyoung mengejutkan lamunannya.
"Aku baru saja terbangun"
"Siapa yang bisa kau bodohi?"
Sungjae tersenyum hambar.
"Aku hanya sulit untuk terlelap, bukan masalah besar. Kembali lah tidur"
Sungjae mengimbuh selagi membenarkan posisi lengannya menuntun sooyoung kembali dalam dekapannya.
"Aku tau jika saat ini kau sedang berfikir jika kau memiliki kehidupan yang lebih menyedihkan dibanding orang lain" sooyoung memainkan kancing piama suaminya. "Dihianati kekasih yang sangat kau cinta, dihianati oleh sahabat-sahabatmu, kekasihmu berselingkuh dengan sahabatmu, dibenci oleh para anak buahmu. Bahkan sekarang, ayah dan ibumu marah padamu"
Seketika sungjae mengerjat "Yya! Haruskah kau mengulas segalanya? Kau ingin membuatku semakin sedih?!" protesnya namun malah mengundang tawa sang istri.
"Kau tau? Tuhan tidaklah tidur. Masalah datang selalu dengan jalan keluarnya, entah itu cepat atau lambat"
"Heol? Semakin lama kau semakin melembut nyonya Yook, terkadang aku merindukan sisi kasarmu itu padaku"
Sooyoung termengut mendengarnya sedangkan sungjae terkekeh diam.
"Ingin mendengar sebuah cerita?" tawar sungjae kemudian. -- "Dulu sekali. Aku memiliki teman, sahabat kecil yang hingga saat ini masih terkadang muncul di alam bawah sadarku"
"Dia perempuan?"
Sungjae terkejut seolah kail pancingnya disambar ikan. "Kau ingat sesuatu?" tanya nya antusias berharap besar jika sooyoung memang joy-nya.
"Apa maksudmu? Aku bertanya Yook, apa temanmu itu perempuan?"
Hati sungjae tercubit. Satu, sooyoung ternyata bukanlah joy-nya.
"Eoh, dia perempuan. Perempuan yang sangat cantik"
"Lebih cantik dari kim sohyun?!"
"Tentu saja, dia jauh lebih cantik dari kim sohyun"
"Lalu mengapa kau mengencani sohyun, bukan temanmu itu?"
"Karena dia pergi, dan aku tak bisa menemukannya"
Sooyoung terdiam sesaat.
"Gadis miskin, penjajak koran yang sering memandang iri anak sebaya nya keluar masuk gerbang sekolah. Bajunya selalu jauh dari kata layak pakai, lusuh dan menyedihkan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...