50

630 84 8
                                    

Yook sungjae memasuki ruang rawat Kim sohyun. Ia mengulas senyum kala melihat bayi itu lahir dengan selamat walau belum cukup bulan. Benar, kim sohyun dilarikan ke rumah sakit dan langsung mendapat tindakan operasi karena air ketubannya pecah lebih dulu.

"Bayi mu tampan". Ulas sungjae membuat sohyun tersenyum. "Kau baik-baik saja?". Tambahnya melangkah mendekat.

"Aku sudah baik-baik saja. Efek anastesi memang sudah hilang, sekarang sedikit ngilu pada luka bekas operasi ku, tapi dokter bilang itu hal wajar". Balas sohyun membuat Yook sungjae mengangguk mengerti.

"Bagaimana? Sudah ada kabar lagi?". Yang ditanya kini murung. Benar, dua hari sudah Park sooyoung menghilang bersama Lee changsub. Meninggalnya kedua orang tua Yook sungjae kini diangkat sebagai kasus pembunuhan. Percakapan Sooyoung dan Changsub yang berhasil terekam sebelumnya menjadi bukti yang kuat. Lee changsub kini seorang buronan.

"Aku yakin, Park sooyoung akan baik-baik saja". Ungkap sohyun namun tetap tak berhasil membuat Yook sungjae tenang. Diliriknya bayi laki-laki yang kini berada di pangkuan sohyun. Ada rasa hangat menyeruak saat melihat manusia mungil itu tertidur pulas. "Kau ingin gendong?". Tawar sohyun.

Dengan sangat hati-hati, Yook sungjae memangku bayi itu. Tangannya sangat kaku, takut sekali jika pergerakannya melukai si kecil. "Beginikah?". Tanya nya memastikan jika bayi ini nyaman. Sohyun mengangguk membenarkan.

"Ajaib sekali. Mengapa dia sangat kecil". Cicit sungjae gemas. "Aku jadi tidak sabar memangku bayiku sendiri nanti". Sambungnya membuat sohyun tercekat. Benar, Yook sungjae pasti sudah mengetahui jika sooyoung hamil. Tapi mengapa seakan tak ada masalah dengan itu. Jelas sangat ia tau, Park sooyoung harus menjalani pengobatan dan menggugurkan kandungannya.

"Kau tau kan? Istriku juga hamil. Awalnya aku ragu, tapi sepertinya, anakku dan anakmu boleh berteman nanti". Kim sohyun mengulum bibirnya. Apa sebaiknya ia memberitahu Yook sungjae.

"Yook sungjae --". Yang dipanggil menoleh namun tak lama setelah itu, seseorang datang mengetuk dari luar pintu. Kalimat sohyun menggantung. Nampaknya, ia tak harus memberitahukan apapun, sungjae akan tau jika waktu telah mengizinkannya untuk tau.

"Tuan, polisi baru saja memberi kabar". Kalimat ungkapan Lim hyunsik membuat Yook sungjae terperangah menggantungkan harap.

...

"Sooyoung-ah, gwencana?". Tanya lee changsub cemas. Sejak malam tadi, park sooyoung tak berhenti muntah selagi memegangi perutnya meringis kesakitan.

"Kau sabar, ya. Kita akan pergi ke Busan, tiba disana kita akan langsung ke Rumah sakit. Eoh, bertahanlah". Terang changsub membantu Park sooyoung untuk berdiri.

Rasanya aneh sekali, park sooyoung tak pernah dilanda sakit seperti ini sebelumnya. Perutnya terasa begitu ngilu, pandangannya tak jelas dengan keringat dingin yang bercucuran. Dalam hati ia merapalkan doa. Tolong, jangan sampai ada sesuatu yang buruk terjadi pada bayinya.

"Tiket untuk dua orang". Imbuh lee changsub memapah sooyoung. "Apa nona baik-baik saja? Dia tampak tak sehat". Tanya seorang petugas loket pada Lee changsub.

Melihat lirikan curiga yang di tujukan padanya, lee changsub mengambil langkah cepat meninggalkan tempat itu. Jangan sampai ada orang yang mencurigai mereka.

Sementara itu, Yook sungjae yang kini bersama Lim hyunsik juga wendy tengah menemui polisi yang terangnya berhasil melacak keberadaan Lee changsub.

"Mereka membeli tiket untuk pergi ke Busan". Ungkap polisi pada mereka. "Lee changsub membawa Sooyoung ke tempat mereka bersama saat kecil". Yook sungjae melirik perempuan yang sejak kemarin menggila dan menyalahkannya atas hilangnya sooyoung.

Beautiful Wind | Bbyu Vol.3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang