18

869 115 66
                                    

Hal inilah yang paling ditakutkan oleh Park sooyoung. Merasakan kecewa.

Diperjalanan kembali, sooyoung memilih berada di class berbeda dengan sungjae. Ia bahkan sengaja mengkonsumsi obatnya dengan dosis dua kali lipat agar bisa tidur sepanjang jalan menghindari rasa takutnya saat mengudara.

"Anda baik-baik saja, Nyonya?" tanya salah seorang pramugari datang menghampiri sooyoung saat terbangun.

Sooyoung mengangguk kecil mengumpulkan kesadarannya.

"Berapa lama lagi kita sampai?"

"Tidak butuh waktu lama nyonya, sekitar tiga puluh menit lagi kita akan tiba di tempat tujuan"

Sooyoung tertegun, selama itukah ternyata ia tertidur. "Anda memerlukan sesuatu?" imbuh pramugari itu kembali.

"Tidak, terimakasih"

Pramugari itu tersenyum "haruskah saya memanggil tuan Yook? Beliau baru saja pergi sepuluh menit yang lalu"

"Maksudmu dengan pergi--?"

"Tuan yook menemani nyonya selama tertidur, dan baru saja kembali ke class utama beberapa saat yang lalu"

Jelas sooyoung tercengang. Itukah alasan mengapa ia tertidur lelap, karena ada sungjae di sampingnya.

Tiba-tiba gunung es amarah yang sedari tadi dibendungnya perlahan mencair, ada rasa hangat menjalar di hatinya mendengar penuturan pramugari itu mengenai yook sungjae.

"Tuan berpesan agar memanggilnya segera setelah anda terbangun, apa haru--" / "Tidak. Tidak perlu memanggilnya, terimakasih" potong sooyoung yang lantas ditinggal pamit oleh pramugari tersebut.

Benar saja, tiga puluh menit kemudian, pesawat tiba dan tuan seo yang sebelumnya sudah dihubungi telah setia menunggu mereka berdua.

"Antar dia langsung ke rumah" titah sungjae. "Kau tak ikut pulang?"

"Aku harus mengurus urusanku"

"Bertemu dengan sohyun-mu?" ada nada menyindir dalam kalimat sooyoung dan hal itu membuat sungjae bungkam. "Mari, nona" imbuh tuan seo.

"Aku akan pergi dengannya" bantah sooyoung mendekati sungjae. "Pulanglah. Ini perintah" tolak sungjae tegas.

"Kau ingin aku membuat keributan disini? Bawa aku, atau pulang bersamaku. Hanya dua pilihan itu"

Sungjae merengut, banyak hal yang mungkin akan terjadi karena ancaman sooyoung. Ia tau gadis ini tidak akan setengah-setengah dalam tindakannya.

"Anda ingin saya antar, tuan?" tuan seo menengahi ketegangan yang tengah terjadi.

Dan pada akhirnya sungjae mengalah, "Aku akan menyetir sendiri, kembalilah ke rumah" tangkasnya final kemudian masuk kedalam mobil dibuntuti oleh sooyoung.

Tak ada satupun dari mereka yang berniat membuka suara, keduanya hanya bungkam selama perjalanan dan saling mencerna fikiran masing-masing.

Sooyoung telah berjanji pada dirinya sendiri jika ia akan membantu sungjae melupakan wanita itu, bagaimanapun caranya. Sama seperti yang laki-laki itu minta.

Ia yakin, jika sungjae memang tidak main-main dengan permintaannya, karena jika iya, tidak mungkin lelaki itu mau menemaninya selama perjalanan mengudara, dan tidak mungkin ada alasan lain untuk hal itu, kecuali ia ingin membuktikan perkataannya.

"Tunggulah disini, aku tak akan lama" imbuh sungjae saat tiba di loby Rumah sakit.

"Aku ikut denganmu bukan untuk menunggu di mobil. Tenang saja, aku tidak akan mengacau" balas sooyoung membuat sungjae tak bisa lagi berkata.

Beautiful Wind | Bbyu Vol.3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang