Yook sungjae kembali ke kediamannya hanya untuk sekedar membersihkan diri. Lagipula bagaimana bisa ia di rumah sementara Ha Joon nya tengah sakit.
"Anda sudah kembali, tuan?". Suara Marry menghentikan langkah tergesanya. "Eoh--". Balasnya singkat. "--Ah, apa pengacara Lim lama berkunjung saat aku di rumah sakit, bi?". Tambahnya kemudian.
Marry dibuat sedikit bingung dengan pertanyaan tuannya. "Pengacara lim tidak datang ke rumah, tuan".
Benar, jawaban Marry menimbulkan tanya di otak nya kini. Mengapa Lim hyunsik berbohong padanya.
Yook sungjae mengecek ponselnya berniat menghubungi Kim sohyun, siapa tahu ia juga bertemu Lim hyunsik di Rumah sakit. Namun saat ia membuka ponselnya, seketika ia terdiam.
Darah ditubuhnya berdesir hebat, tak percaya dengan informasi yang ia lihat melalui benda persegi itu.
...
"Apa kau bertemu dengannya?". Kim sohyun dengan hati-hati membuka percakapan. "Maksudku, apa kau memberitahunya tentang keadaanmu?".
Park sooyoung yang terduduk disampingnya diam sesaat. "Apa kondisi Ha Joon baik-baik saja?".
"Akan ku jawab pertanyaanmu setelah pertanyaanku terjawab. --kau sendiri? Bagaimana dengan kondisimu saat ini?".
Sebuah tawa terulas dibibir sooyoung. 'Mengapa setelah satu tahun lebih, Kim sohyun masih tetap sama. Tetap arogan'.
"Kau menjalani pengobatan bukan? Bagaimana dengan perkembangannya?".
"Kau menghkawatirkanku?".
Kim sohyun bungkam, bukan tak tahu harus menjawab apa. Hanya saja, terlalu tinggi harga dirinya jika harus berkata benar bahwa ia menghkhawatirkan wanita disampingnya yang menghilang begitu lama tanpa kabar itu.
"Alih-alih mengkhawatirkanmu, aku lebih mengkhawatirkan lelaki yang kau campakkan". Bual sohyun.
"Berjanji lah kau tak akan memberitahunya jika bertemu denganku".
"Mengapa aku harus? Kau bukan seseorang yang dapat mengaturku".
Park sooyoung tak dapat menjawab. "Wae? Kau ingin memperpanjang penderitaannya? Membuat Yook sungjae sepenuhnya gila?". Sambung Kim sohyun kala Park sooyoung bangkit dari duduknya berniat pergi.
"Aku akan memberitahu Yook sungjae".
Kalimat itu menghentikan langkah Sooyoung. "Andwe!".
Kim sohyun berjalan mendekat, ada nanar marah bercampur iba dimatanya. Bagaimanapun ia tahu, Park sooyoung belum baik-baik saja.
"Kau ingin melihat hidup laki-laki itu hancur?". Desak sohyun namun tak lama kemudian, Wendy datang menengahi keduanya. "Hentikan, Kim sohyun-shi". Mendengar kalimat itu, Sohyun sadar. Tak seharusnya ia begini, terlebih kini park sooyoung memegangi perutnya lalu memucat.
"Sooyoung-ah". Tegur wendy saat Park sooyoung kehilangan kesadarannya.
.
"Bukankah sudah kubilang? Pulang adalah rencana yang tak benar". Kim Hanbin menggerutu usai beberapa perawat keluar mengikuti dokter dari ruang rawat Park sooyoung. "Apa semua ini karena melihat Yook sungjae? Atau karena mengobrol dengan wanita kasar namun cantik tadi?".
"Diamlah, Kim Hanbin".
Yang ditegur kini memautkan bibirnya kesal, wendy menyebalkan. "Dimana Pengacara Lim?". Tanya wendy kemudian padanya.
'Cih' dalam hati, Hanbin mengumpat. "Ia menemui wanita bernama Kim sohyun".
"Saya harap kita semua bisa memahami situasi Nona park sooyoung saat ini".
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...