"Saya dengar anda dan tuan yook kembali lebih awal"
Sooyoung tersenyum getir "dan aku yakin kau sudah mengetahui alasannya"
"Anda merasa tak nyaman dengan hal itu?"
"Maksudmu?"
"Saya merasa anda sedikit tak nyaman saat mengetahui tuan yook yang notaben nya adalah suami anda mengkhawatirkan perempuan lain"
"K-kau bercanda? Mengapa aku harus, lagipula aku bukan istri sah nya. Hati dan raganya masih milik wanita ular itu" Lim hyunsik terkekeh diam.
"Pernikahan anda dan tuan yook resmi dimata hukum, nona. Sudah seharusnya anda merasa tak nyaman dengan keadaan ini"
"Kau yang kini membuatku tak nyaman pengacara lim, sebenarnya apa yang ingin kau ungkap?" imbuh sooyoung agak sinis.
"Anda cemburu, dan itu kenyatannya"
Cemburu? Kalimat apa itu, sooyoung tak mengetahuinya. "Tuan yook tak main-main dengan kalimatnya, nona"
Sooyoung tercengang. "Kau mengetahui sesuatu?"
"Saya mengetaui apapun yang terjadi selama itu berhubungan dengan tuan yook. Saya sudah lama bekerja dengannya dan--" / "Apa kau hantu? Kau menyeramkan pengacara lim"
Lagi lagi lim hyunsik terkekeh dengan kepolosan park sooyoung. "Anda hanya harus berada disamping tuan yook, tak perduli siapapun yang menghasut. Anda hanya harus percaya pada kata-katanya"
"Percaya pada kalimat yook sungjae adalah petaka"
Bibir hyunsik tersungging "lalu apa anda akan percaya dengan saya?"
Sooyoung sedikit berfikir "kau membuatku ragu. Tapi hatiku berkata lain, kau orang baik --Hantu yang baik maksudku"
Hyunsik tertawa lalu disahut oleh sooyoung.
...
Sinar terang rembulan menembus celah tirai jendela kamar Yook sungjae.
Laki-laki itu kini tengah tertidur menelungkup dengan fikirannya yang bercabang kemana-mana.
Ia merasakan sesuatu menjalar dalam sanubarinya. Panas, kesal, marah namun tak dapat di ungkap. Itulah yang ia rasa. Hingga tak lama kemudian, sebuah panggilan menganggu damainya.
"Eoh, eomma?"
"Kau di rumah, nak?"
Sebuah percakapan singkat membuyarkan fikiran kalut sungjae.
Ibu dan ayahnya berniat menyambangi kediamannya dan park sooyoung setelah menghandiri makan malam bersama rekan kerja ayahnya.
Tak ada masalah sebenarnya dengan kedatangan orang tuanya. Namun ibu sungjae adalah orang yang jeli, ia akan merasa janggal jika mendapati dirinya dan park sooyoung keluar dari bilik kamar berbeda.
"Ibu dan ayahku akan datang" imbuh sungjae menghampiri marry.
"Oh benarkah tuan? Haruskan saya menyiapkan beberapa hidangan?"
"Tidak, mereka sedang di perjalanan kembali dari jamuan makan kolega bisnis ayahku. Cukup buatkan teh kesukaan ibuku saat dia datang" titah sungjae hendak berlalu namun di detik selanjutnya ia menghentikan niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...