Yook Sungjae mengunci dirinya di Kamar mandi usai acara yang di hadirinya selesai. Suara lirih seperti milik Park sooyoung melalui ponselnya pagi tadi, berhasil mengusik fikiran juga suasana hatinya.
"Oy, Yook sungjae?!". Peniel menyerukan namanya dari balik pintu. "Keluarlah, sampai kapan kau akan diam disana? --semua staff sudah pergi, kau tak akan malu lagi". Sambung peniel kemudian.
Benar, Yook sungjae merutuki air matanya yang lolos begitu saja saat ditanya alasan mengapa ia bisa bangkit dari jatuhnya. Tentu jawaban atas pertanyaan itu adalah wanita yang satu tahun lalu pergi meninggalkan nya.
"Yook sungjae-shi, jika diberikan kesempatan untuk mengungkapkan rasa terimakasih, kalimat apa yang ingin anda ungkapkan pada sosok yang anda maksud?". Tanya seorang MC padanya di penghujung acara.
Pertanyaan itu seolah menembus balutan luka hingga dasar ter-nyeri nya. Ia sempat diam beberapa saat menetralkan emosi nya. "Eooooh, ---Tak perduli dimanapun tempatmu memandangku saat ini, kuharap kita masih memandang langit dengan cara yang sama. Terimakasih karena telah lahir di bumi".
Suara Yook sungjae mulai bergetar dan bulir air dengan tak senonoh nya keluar begitu saja dari pelupuk mata. Dengan sisa kesadarannya, ia menatap tajam kearah kamera yang tersorot padanya, tak memperdulikan riuh bisik audiens juga pembawa acara yang tampak bingung memahami situasi. "--aku merindukanmu, bahkan hingga saat ini". Sambungnya lagi.
'Ck! Benar-benar memalukan!!!' -delik Yook sungjae pada dirinya sendiri.
"Jika kau berniat bermalam disini, aku akan pulang lebih dulu". Lagi, suara peniel menembus rungunya.
Walau tak salah apapun, entah mengapa ia merasa sangat kesal melihat wajah peniel yang tampak iba memandangnya. "Wae?!!".
Peniel menghela nafasnya berat. "Mau minum denganku?". Tawarnya yang tak mungkin Yook sungjae tolak.
...
Wendy menatap tajam dua lelaki yang duduk di hadapannya secara bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...