"Apa dia bisa mendengarkan kita dari dalam sana?". Tanya sungjae pada istrinya. "Tentu saja, selama ini bahkan ia selalu heboh jika kau mengelusnya". Balas sooyoung mengelus perut buncitnya.
"Hey, apa disana tidak gelap? Segeralah lahir. Kau akan bangga punya ayah tampan sepertiku". Imbuh sungjae.
"Aigoo, jinja". Sooyoung dibuat terkekeh.
.
"Kau jadi sangat manja sekali sejak hamil besar. Kontras sekali dengan Park sooyoung yang dulu. --Kadang aku merindukan sisi kasarmu". Sungjae bergumam selagi mengelus surai istrinya yang sejak tadi membuntutinya hanya untuk bisa tidur dipangkuan sungjae.
.
Sooyoung melihat dirinya bercermin selagi mengelus perut besarnya. Ia mengulas senyum sebelum Yook sungjae datang dan memeluknya dari belakang. "Terimakasih, karena sudah menjadi ibu dari anakku". Bisiknya sebelum menghadiahi sebuah kecupan di pipinya.
...
Indah sekali, penggalan mimpi Park sooyoung dialam bawah sadarnya membuat ia menangis walau masih setia menutup mata.
"Sooyoung-ah". Seru sungjae kala kedua mata Park sooyoung perlahan terbuka.
Park sooyoung mengumpulkan kesadarannya. Satu tangannya memegangi perut dimana sekarang rasanya amat kosong. "Aku bahkan baru sekali mendengar detak jantungnya". Tuturnya dengan nanar mata membendung air. "Bahkan aku belum sempat memberitahumu". Tambahnya. Yook sungjae tak mampu menahan tangisnya. Ia sama hancurnya jika harus ditanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...