21

895 123 47
                                    

- Side story -

Sooyoung keluar dari kamarnya untuk mengambil segelas air minum.

"Anda membutuhkan sesuatu, nona?" tanya marry padanya. "Aku hanya merasa haus bi" balas sooyoung yang kemudian tersadar akan sesuatu "--bibi akan pergi ke suatu tempat? Dengan buqet bunga itu?"

Marry menggelengkan kepalanya "bunga ini milik tuan yook, nona"

Sontak sooyoung mengerutkan dahinya.

"Lalu?"

"Tuan menyuruh saya membuang bunga ini"

Bukankah bunga ini terlalu indah dan cantik untuk di buang? Mengapa yook sungjae repot-repot membawa nya kemari lalu membuangnya --sooyoung bertanya dalam diam sebelum meminta bunga tersebut dari tangan marry.

"mm.. Boleh aku simpan bunga ini?" pinta sooyoung yang dibalas oleh senyum marry.

"Tentu saja nona, saya memang berfikir jika bunga tersebut untuk anda" imbuh marry kemudian berlalu meninggalkannya.

Sooyoung membawa bunga itu ke kamarnya, ia tak henti memandangi dan tersenyum melihat tanaman hidup tersebut. Hingga dirinya tersadar, ada sebuah note kecil yang terselip di antara bunga-bunganya.

Seketika hatinya menghangat, senyumnya melebar hingga bahkan ia terkikik sendiri.

'Mianhe, park sooyoung'

Sebuah kata maaf dibelakang namanya suskses membuat sooyoung merasa terbang ke atas awan. Bunga ditangannya memang dimaksudkan untuk dirinya.

'dasar laki-laki brengsek. Berani-beraninya dia membuatku terhanyut!' --Rutuknya

...

Sinar matahari yang kian meninggi mengusik dua mahluk yang masih damai memeluk satu sama lain dibawah selimut. Tak ada yang berniat membuka mata atau sekedar merenggangkan lingkaran tangan di kedua pinggang mereka satu sama lain.

Pergerakan satu diantara keduanya membuat setengah kesadaran sang jantan mulai terkumpul. Sungjae mengerjapkan matanya melepas satu lengan yang tak dijadikan bantal oleh park sooyoung.

'ahhhh.. lenganku sakit' keluhnya namun tak berniat menarik bantalan yang menopang kepala sooyoung. Hingga pada akhirnya ia menyerah lalu kembali mencari posisi nyaman selagi meneliti wajah mahluk di rengkuhannya.

'apakah dia mati? mengapa tidurnya sangat damai dan tenang' imbuh sungjae bertanya lalu kemudian tersenyum simpul.

Gila, bukan malam panas yang sooyoung berikan padanya, namun tetap saja ia dibuat tersenyum menang dan puas di pagi hari hanya karena melihat gaya tidur gadis berkepala batu ini.

"kau gila? mengapa tersenyum sendiri?"

Sungjae jelas tersentak. Ia merasa tertangkap basah sedang mebobol uang mr.crabb saat mendengar kalimat park sooyoung.

"Aiisshhh.. menjauhlah, lenganku telah mati rasa karena kepalamu!" balas sungjae sarkas kemudian membenarkan posisi tidurnya.

sooyoung berdecih tertawa diam dengan tingkah malu sungjae dengan wajah yang kini menyemu merah.

"kau tahu? kau tidur seperti buldoser yook. Sangat berisik!" imbuh sooyoung begitu saja.

"Dan kau tidur seperti orang mati, membuat seluruh badanku kebas dan kaku!" sangkal sungjae tak terima dengan ejekan yang ia dengar.

"kau bodoh? itu salahmu sendiri"

"mwo?? mengapa aku?"

"kau tak ingat siapa yang memelukku lebih dulu semalam?"

Beautiful Wind | Bbyu Vol.3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang