"Menjauh dari tubuhku!" sooyoung memberontak saat badan sungjae mengapit dirinya diatas ranjang. "Apa yang akan kau lakukan jika aku tak mau menjauh"
"Akan kubunuh kau!" Sungjae tertawa hambar mendengar ancaman sooyoung.
"Lepaskan aku, Yook sungjae!!" teriak sooyoung berusaha menjauhkan dirinya namun sia-sia, tenaganya tidak dapat berbanding dengan tenaga sungjae.
"Memohonlah"
Sooyoung nyaris murka, tapi akal sehat nya masih berjalan. Sungjae hanya mempermainkannya, seperti biasa.
"Dalam mimpimu! Menjau-- Yyak!!!!!"
Sungjae semakin merapatkan tubuhnya diatas badan sang istri hingga lawan main dibawahnya itu mulai merasakan sesak.
Gadis itu memalingkan wajahnya, menghindari tatapan laki-laki yang kini berstatus sebagai suaminya.
"Wae? Kau takut? --atau, Mengaku kalah?"
Sooyoung diam.
"Akan kuberi dua pilihan. Bicara baik-baik dan ikuti perintahku, atau--" Sebuah senyuman tersungging dibibir sungjae.
"Atau malam ini akan berubah menjadi malam panas-- Yang takkan kau lupakan" bisik sungjae tepat didaun telinga sooyoung.
Perempuan dibawahnya masih enggan bersuara.
"Aku tidak suka menunggu kau tau. Akan kuhitung sampai tiga. Jika kau tetap diam, maka pilihan kedualah yang kau pilih"
"Satu, "
Sooyoung masih memilih melempar pandangannya ke arah samping
"Kau akan tetap diam?"
Dalam hatinya sooyoung menerka, apa yang sebenarnya sungjae inginkan darinya. "Dua, "
Pilihan satu ataupun dua, tak ada yang menguntungkan untuknya. Bicara baik-baik dan mengikuti perintahnya? Cih!!
"Hmm.. Kau sangat menginginkanku rupanya"
"Ti--" / "Baiklah! Apa yang kau inginkan? Bicara dan menjauh dari tubuhku!" bentak sooyoung.
Sungjae tertawa sebelum akhirnya perlahan bangkit dari ranjang.
'Ahh sayang sekali. Padahal sudah sedekat itu' -gerutunya memaki hati saat berjalan menjauh mendekati sofa tepi ranjang.
...
Sohyun tidak dapat berdiam tenang. Ia gelisah dengan keadaan hati dan fikirannya.
Hati nya memang sudah hilang untuk sungjae. Tapi tetap saja, membayangkan lelaki itu tidur bersama perempuan lain, sebuah rasa tidak terima muncul dalam batinnya. Ia tak ingin sungjae menyentuh ataupun disentuh oleh perempuan lain.
Serakah. Ya memang begitulah seorang Kim Sohyun menjalankan hidupnya.
"Noona" sebuah suara menembus rungunya.
"Ini .." seorang laki-laki muda yang tidak lain adalah asistant nya itu memberikan satu kantong plastik dengan sebuah benda didalamnya.
"Gumawo. Malam ini aku ingin sendiri, kau boleh pulang dan kembali besok lusa sebelum jadwal pemotretan" ungkap sohyun.
"Noona baik-baik saja?"
Sohyun mengangguk mengiyakan sebelum melenggang ke arah kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Wind | Bbyu Vol.3
Fanfiction"Aku tidak memiliki warna lain dalam hidupku, hanya hitam yang kelam. Jika boleh aku bertanya, akan ku utarakan hal itu pada tuhan -Mengapa aku diciptakan, jika seluruh garis di telapak tanganku hanya sebuah penyesalan-. Hingga akhirnya sebuah harap...