10 Februari 2014
12.45
"Cepat buat permohonan".
"Bentar, ceri-nya belum gue makan"
"Bukan elo Sa, Retta cepat buat permohonan".
Retta hanya mengangguk pelan, gadis itu menutup matanya sesaat, melafalkan harapannya dalam hati setelah itu membuka mata dan meniup lilin angka lima belas dihadapannya.
"Itu kue taro di mba'e aja, entar balik sekolah kita ambil".
Itu ulang tahun pertama Retta setelah mengganti seragam putih birunya. Itu ulang tahun pertama Retta yang dirayakan bukan hanya dengan Gasa tapi Lea turut ada bersamanya.
.
10 Februari 2016
15.00
"Sa, harus ya kita kabur pas pemantapan kaya gini? Nunggu pemantapan selesai aja kenapa?".
"Gak bisa, ini sweet seventeen-nya si Retta. Masa pas umurnya sweet-sweet-an si Retta gak dapet yang spesial".
"Yaudah, mau kemana ini kita?".
Gasa tidak langsung menjawab pertanyaan Lea. Lelaki itu menghentikan langkahnya kemudian menjulurkan tangannya kedepan. Tak lama sebuah angkot berhenti tepat dihadapan mereka bertiga.
"Naik".
Dengan satu kata itu, Lea dan Retta bergantian mengikuti perintah Gasa. Disepanjang perjalanan Gasa masih saja diam, tidak menjawab pertanyaan Lea. Tapi ketika sampai didepan stasiun kereta dan Gasa berkata 'kiri' pada supir angkot kemudian ketiganya turun, lelaki itu mengeluarkan tiga buah tiket dari saku jaketnya.
"Ayo kita ke ancol".
Gasa terkekeh pelan saat Lea dan Retta saling bertatapan tidak mengerti.
"Sekarang kita ke Jakarta. Entar malem ada Iwan Fals di ancol, jadi ulang tahun Retta, kita rayain sambil nonton Iwan Fals manggung".
Lea berdecak pelan sebelum terkekeh karena tidak habis pikir dengan kelakuan Gasa sedangkan Retta hanya tersenyum kecil.
Ya, Retta sangat menyukai Iwan Fals. Bahkan gadis itu hampir hafal dengan semua lagu dari musisi hebat itu. Sudah bertahun-tahun gadis itu ingin melihat langsung penampilan idolanya, tapi gadis itu belum memiliki kesempatan.
Maka dari itu, Gasa menyiapkan semua ini sebagai kado ulang tahun Retta ke tujuh belas. Ulang tahun yang kebanyakan dirayakan orang-orang dengan penuh suka cita, kemewahan dan kehangatan sebab di umur ini orang-orang sudah menganggap pemilik umur telah dewasa. Telah siap untuk menghadapi dunia. Menghadapi pahit dan manis kehidupan, padahal sebelum berumur tujuh belas Retta sudah terlebih dahulu berjuang. Dan saat menginjak umur tujuh belas, gadis itu tidak mendapatkan apapun sebagai hadiah untuk perjuangannya, untuk pertahanannya.
"Sa, kenapa kita ke Jakarta gak naik mobil elo aja? Eh nanti pas nyampe Jakarta, transportasi ke Ancol udah lo siapin kan?".
Lea menatap Gasa yang duduk disebrang kursinya. Gasa yang mendapat pertanyaan itu hanya mengedipkan mata berkali-kali setelah itu mengeluarkan wajah memelasnya.
"Alamat kesasar ini kita, Ta".
"Enggak bakal kesasar, naik taksi kita entar".
"Lo yang bayar argo taksinya ya Sa, gue sama Lea bokek".
KAMU SEDANG MEMBACA
Penuntun Kata | Exovelvet
FanfictionMereka bertanya pada ketidakpastian mengenai asa, imipian juga cinta. Bila benar, apakah akhir bahagia akan tertulis untuk mereka?