Bertanya pada emosi

420 59 27
                                    

Gasa

Ada yang pernah tanya sama gue, apasih rasanya temenan sama cewek, sahabatan sama cewek sampe bertahun-tahun? Jawaban gue selalu sama, menyenangkan dan luar biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada yang pernah tanya sama gue, apasih rasanya temenan sama cewek, sahabatan sama cewek sampe bertahun-tahun? Jawaban gue selalu sama, menyenangkan dan luar biasa.

Dicerita sebelumnya gue pernah bilang karena Retta dan Lea, gue bisa belajar menjadi dewasa dan bukan hanya itu karena mereka berdua gue bisa belajar bahwa apa yang dikeluhkan gue sewaktu SMP dulu hanya emosi sesaat.

Bunda dan ayah sama-sama bekerja, dalam satu minggu hanya dua hari waktu yang mereka habiskan untuk berkumpul dengan gue dan Arsen. Saat itu melihat temen sekelas gue yang ibunya selalu menemani disetiap waktu, ada amarah yang gue pendam. Ada tanya yang selalu gue pertanyakan.

Namun saat mengenal Retta dan Lea, pikiran gue terbuka, gue bisa mengerti usaha kedua orang tua gue. Gimana bunda selalu datang ke kamar gue maupun Arsen saat pulang kerja untuk sekedar bertanya apa gue dan adik gue udah makan ataupun menanyakan bagaimana hari yang gue dan Arsen lalui saat di sekolah. Bahkan ayah yang selalu pulang sedikit lebih malam selalu mengusahakan untuk bisa duduk diruang tamu dipukul tujuh malam hanya untuk melihat gue dan Arsen yang menonton tv sebelum belajar dikamar. Karena Retta dan Lea gue bisa mengerti semua itu dan belajar bersyukur untuk hidup yang gue miliki, bersyukur untuk keluarga yang gue punyai.

"Ta, lo beneran gak bisa ikut?".

Suara Lea menyadarkan gue dari lamunan. Gue bisa melihat ada kekecewaan di raut wajah cewek itu.

"Kita mau ke farm house, Ta. Beneran gak bisa ikut?".

Lea masih sibuk menelpon Retta, sedangkan gue sudah berdiri ketika sosok bunda terlihat berjalan mendekati ruang tengah.

"Bunda, Retta gak bisa ikut ke farm house".

Sebelum gue mendekati bunda, Lea sudah lebih dulu berlari mendahului gue kemudian memeluk bunda dan memberikan handphonenya pada bunda.

"Ta, kenapa gak ikut Lea sama Gasa main ke farm house".

"Yaudah, nanti main kerumah ya. Bunda kangen sama Retta".

Bunda mengembalikan handphone Lea kemudian menepuk pelan kepala Lea karena cewek itu masih saja cemberut dan tidak melepas pelukannya.

"Yaudah sekarang kalian cepet berangkat, nanti keburu siang, Lembang macet loh".

Bunda tersenyum simpul kemudian membawa Lea dan gue berjalan menuju pintu rumah.

"Bunda aja yuk ikut, temenin Lea. Ikut ya buuun".

Lea memainkan lengan bunda kemudian bersandar dibahu bunda, melihat itu gue terkekeh kecil. Lea selalu bersikap manja bila sedang bersama bunda.

"Hari ini kan Arsen balik sayang, bawa temen juga katanya. Kasian kalo ditinggal".

Butuh waktu lima menit sampai akhirnya gue dan Lea berpamitan dan pergi dari rumah.

*

Penuntun Kata | ExovelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang