Bahagia (?)

631 87 6
                                    

Sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepi.

Menyendiri.

Tak berpenghuni.

Tiga kalimat itu adalah deskripsi jelas seorang Retta.

Oh bukan, maksudnya rumah yang ditempati Retta.

Terdengar menyedihkan bukan? Memang kenyataannya semenyedihkan itu.

Seperti hari ini. Saat nanti malam pergantian tahun akan terjadi, Retta hanya duduk diatas kasur sambil menatap jendela kamarnya. Menatap langit gelap tanpa bintang yang menemaninya.

Langit malam dan Senja.

Kedua itu adalah hal yang sukai Retta selain mojito.

Kedua hal itu adalah pelipur laranya sebab keduanya dapat menghanyutkan Retta pada perasaannya sendiri. Langit malam dan senja bagai pengobat bagi Retta karena keduanya seperti memperlihatkan Retta bahwa mereka hadir sendirian, mereka datang bergantian tanpa pernah saling menyapa tapi tetap saja memberikan keindahan.

"Retta.. Qurretta...".

Setelah hampir selama sepuluh jam gadis itu hanya berdiam diri dikamar saat sebuah panggilan terdengar ada senyum simpul yang Retta lontarkan dan tanpa menunggu lama Retta berdiri dan berjalan menuju pintu rumahnya.

Seketika pikiran gadis itu mengudara dan mengingat ucapan lirih seorang Meda. Ucapan yang membuat hatinya bergetar. Membuat hatinya menghangat.

'Kamu punya aku Ta, jadi kamu bisa pulang. Kamu punya Lea sama Gasa, jadi kamu bisa pulang. Maka dari itu berhenti perpikir bahwa kamu gak punya tempat untuk pulang. Gak punya rumah. Karena sampai kapanpun kamu punya Lea, Gasa juga aku, Ameda'.

"Retta... Qurretta...".

Sekali lagi Retta mendengar panggilan itu saat kedua kakinya menuju pintu rumah. Heningnya suasana rumah membuat siapapun yang bersuara di depan rumahnya langsung terdengar. Apalagi kamar gadis itu tidak berada dilantai atas.

"Gue denger Sa, gak usah manggil gue berkali-kali".

Retta menemukan Gasa yang tersenyum setelah ia membuka pintu rumah, disamping Gasa terlihat Lea yang melipat tangannya dan memanyunkan bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Retta menemukan Gasa yang tersenyum setelah ia membuka pintu rumah, disamping Gasa terlihat Lea yang melipat tangannya dan memanyunkan bibirnya.

"Itu Lea kenapa deh?".

Penuntun Kata | ExovelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang