Tanya

401 63 7
                                    

Gasa

Rabu ini terasa panjang dan untuk rabu kali ini entah mengapa gue merasa lelah juga penat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu ini terasa panjang dan untuk rabu kali ini entah mengapa gue merasa lelah juga penat.

Semua berawal ketika gue selesai dengan kelas pertama, tiba-tiba gue mendapati Kenno yang bersandar ditembok saat gue berjalan keluar dari kelas.

Gue kira kedatangan Kenno itu untuk ngebahas tentang pameran yang lagi dia garap. Soalnya waktu itu Kenno pernah bilang mau motret kegiatan gue bareng anak UKM sepak bola, sekalian ikut terjun langsung nyaksiin kemeriahan pertandingan di Gor Padjajaran.

Tapi nyatanya saat ada hembusan nafas panjang juga gesture tubuh Kenno terlihat ragu untuk berbicara, seketika pikiran gue tertuju pada seseorang, seseorang yang dua hari lalu memeluk tubuh gue erat dan berkata bahwa ia benci pada tatapan yang dikeluarkan seseorang didepan gue ini.

'Sa, Retta apa kabar?'.

Gue inget ada waktu yang lama sebelum Kenno bertanya pada gue. Entah hanya perasaan gue atau gimana, ketika berbicara gue melihat bahwa wajah Kenno terlihat lelah. Dan saat menyebut nama Retta bukan rasa kasian yang tergambar disana, tapi gue melihat ada rasa khawatir yang teramat, terpampang jelas dari kedua mata Kenno.

Untuk beberapa lama gue terdiam sambil menelaah maksud sebenarnya dari pertanyaan Kenno mengenai Retta.

'Dia baik. Lo ngapain nanyain itu anak?'.

Bukan.

Bukannya gue gak suka dengan pertanyaan Kenno mengenai Retta, tapi feeling gue tiba-tiba gak enak. Sesuatu mengganjal dada gue.

Kenno dan Meda berteman dan selama ini yang gue lihat keduanya dekat. Jadi seharusnya Kenno tau ada batas untuk rasa khawatir yang ia punya buat Retta.

'Enggak, gue cuma nanya aja'.

Gue kira setelah Kenno selesai berbicara dan tersenyum setelahnya, ia akan pergi atau membahas mengenai keinginannya untuk motret kegiatan UKM sepak bola. Tapi nyatanya saat Kenno kembali membuka suara, ucapannya membuat gue bergeming. Dada gue pun semakin terasa berat dan tidak nyaman.

Ketika Kenno pamit dan hilang dari pandangan gue, kalimat yang diucapkannya tadi tidak juga lepas dari pikiran gue.

Tatap mata juga permintaannya membuat prasangka yang pernah gue pikir, terasa benar adanya. Dan gue takut bila prasangka gue memang benar, Retta akan menjadi korban karenanya.


'Sa, sisihin waktu lo lebih banyak sama Retta. Temenin dia lebih lama. Gue mohon, jangan biarin Retta sendirian'.



.



Lepas dari Kenno, kedatangan Meda disaat gue sedang menikmati makan siang dikantin, kembali membuat dada gue terasa berat. Karena dengan melihatnya saja gue tau Meda datang untuk menanyakan pertanyaan yang sama seperti Kenno tadi, tapi untuk orang yang berbeda.

Penuntun Kata | ExovelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang