Kenno
Gue gak ngerti.
Atau bisa dibilang gue buta akan informasi.
Yang gue tau setelah masa magang berjalan dan kini sudah berada di minggu terakhir gue menemukan satu keganjalan.
Setiap kali gue datang ke kampus untuk memperlihatkan laporan kegiatan magang yang sedang gue jalani, gue gak menemukan sosoknya.
Dosen pembimbing gue dan dia berbeda namun karena mereka berteman akrab, keduanya pasti ada di kampus pada hari dan jam yang sama.
Ini sudah ketiga kalinya dari empat pertemuan yang dijadwalkan oleh prodi untuk melakukan bimbingan namun tidak ada satu kali pun gue bertemu dengannya.
Retta.
Selepas gue mengantarnya pulang karena sakit waktu itu, gue gak pernah ketemu lagi sama Retta. Atau bisa dibilang gue menarik diri dari cewek itu entah karena alasan apa.
Awalnya gue cuma penasaran tapi semakin lama gue malah ngerasa khawatir. Bukan tanpa alasan gue ngerasain itu karena siang tadi gue ngeliat Gasa sedang berjalan dengan seseorang. Gasa berjalan berdampingan menuju parkiran kampus dengan sosok yang gak gue kenal. Dan yang membuat gue semakin gak ngerti lagi berjarak lima meter dari dari Gasa, ada Lea yang menatap cowok itu dalam diam.
Gue gak ngerti.
Gue gak tau.
Tapi pikiran gue tiba-tiba langsung teringat sama Retta.
Gue ngerasa sesuatu pasti terjadi sama cewek itu.
Gue ngerasa saat ini Retta butuh orang disampingnya.
Tapi saat gue akan mengambil ponsel pada saku celana untuk menghubungi seseorang, gue malah melihat orang yang akan gue hubungi berjalan mendekati Lea. Gue ngeliat Meda yang tersenyum simpul pada Lea saat keduanya berhadapan dan itu membuat gue terbungkam dengan tangan yang mengepal.
Sial.
Sialan.
Rasanya dada gue gak enak
Amarah gue ingin meledak.
Ditambah lagi nomor Retta gak bisa gue hubungi sama sekali.
Dan itu membuat gue seperti kehilangan akal karena dengan keras memanggil pak Nawi saat beliau tidak sengaja gue liat.
Pak Nawi hanya menatap gue datar saat gue berada dihadapannya. Gue tau gue gak sopan tapi gue seakan gak bisa ngendaliin tubuh gue sendiri.
Dan ketika jawaban atas pertanyaan gue terjawab oleh beliau, gue semakin mengepalkan tangan.
Retta pergi.
Retta melarikan diri.
Cewek itu membatalkan surat pengajuan magangnya waktu itu dan memilih mendaftarkan diri kembali ketempat yang lebih jauh. Membuat cewek itu tidak bisa melakukan bimbingan. Membuat sosok itu tidak gue temukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penuntun Kata | Exovelvet
FanfictionMereka bertanya pada ketidakpastian mengenai asa, imipian juga cinta. Bila benar, apakah akhir bahagia akan tertulis untuk mereka?