Kenno
Semua orang memiliki tujuan.
Semua orang memiliki prioritas.
Gue inget banget dulu jaman SMA gue pernah berdebat sama temen gue cuma karena nentuin MC buat acara pensi kala itu.
Namanya Siwi, orang terkeras kepala yang pernah gue temuin. Sama dia udah beribu kata 'anjing' dan 'bangsat' keluar dari mulut gue.
Siwi gak suka di intrupsi kalo pada kenyataan bahwa statement yang dia punya benar dan itu membuat gue gedek sendiri kalo lagi rapat OSIS. Tapi diantara banyak orang disekolah saat itu, gue dan dia bisa dikatakan cukup dekat.
Ketika orang lain berkata bahwa gue berlebihan, kalau gue terlalu menganggu, hanya Siwi yang mendukung sikap gue.
Dia bilang gak ada salahnya untuk mengkhawatirkan karena artinya gue punya tujuan, punya prioritas untuk menjaga.
Jadi saat gue beberapa kali ditegur oleh teman-teman bahkan Gavin sekali pun, gue tetep pada pendirian bahwa Talla adalah segalanya dan gue gak mau dia terluka walaupun gue bertingkah berlebihan.
Namun setelah waktu berlalu, gue merasa bahwa sesuatu berubah. Contohnya sekarang, saat Talla ada disebelah gue dan tersenyum sambil memakan roti ditangannya, pikiran gue bukan tertuju padanya.
Selepas beberapa minggu yang lalu, sejak terakhir kali gue bertemu dengannya, sosoknya gak bisa lepas dari pikiran gue.
Retta.
Setelah ngeliat dia nangis dipelukan cowok yang gue gak tau siapa waktu itu, gue udah gak ketemu sama dia lagi. Bahkan saat gue ngehubunginnya, Retta sama sekali tidak mengangkat panggilan gue.
Gur ngerasa gak enak.
Gue ngerasa gak nyaman.
Gue ngerasa khawatir.
Dan itu berkali-kali membuat gue mengumpat sendiri.
"Kaken kenapa?".
Gue memalingkan wajah dan melihat Talla menatap gue lekat. Gue tersenyum kecil padanya kemudian mengelus kepalanya pelan.
"Anak kecil gak boleh tau".
Gue liat gimana Talla cemberut kemudian menaruh roti dipahanya lalu melipat kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penuntun Kata | Exovelvet
FanfictionMereka bertanya pada ketidakpastian mengenai asa, imipian juga cinta. Bila benar, apakah akhir bahagia akan tertulis untuk mereka?