(Bukan) Awal

419 53 11
                                    

Rei

Kata orang awal adalah momen yang indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata orang awal adalah momen yang indah.

Awal itu penuh dengan harapan juga keinginan atas masa depan yang lebih baik dari sebelumnya.

Sama kaya sekarang.

Untuk beberapa jam lagi 2019 akan berganti dan 2020 akan datang dan bergulir.

Ini awal baru.

Dan ini adalah hal baru.

Senyum gue merekah lebar, melihat di depan gue, Gasa sedang mencoba menyalakan api pada arang yang terbakar.

Hati gue terasa ringan dan jujur, gue benar-benar bersuka cita karenanya.

Ini kali pertama. Selama gue mengenal dan berhubungan dengan Gasa, ini pertama kalinya gue merayakan pergantian tahun dengannya.

Karena setahu gue setiap tahunnya, Gasa akan menghabiskan hari bersama Retta juga Lea.

Purin berkali-kali meledek karena katanya ini momen langka melihat rutinitas lelaki itu yang berbeda.

Bukan hanya gue. Ini juga awal bagi Purin sebab bukan hanya ada Gasa diantara kami, Gasa membawa Dino untuk datang kerumah gue.

Setelah sekian lama, ini kali pertama Purin dan Dino kembali menyapa. Agak kaku memang namun gue senang, beberapa menit setelahnya sekat yang selama bertahun-tahun berada diantara mereka tiba-tiba hilang dan gue bisa melihat bagaimana Purin kembali menjadi dirinya kala itu. Purin yang menggenakan seragam putih biru.

Selama berjam-jam kami menghabiskan waktu untuk bertukar cerita, saling bergurau juga menghabiskan makanan hingga waktu menunjukan pukul 00:01.

Ini pergantian tahun terbaik yang gue rasakan.

Namun sepertinya apa yang gue rasakan tidak juga dialami oleh Gasa.

Setelah gue juga Purin selesai membersihkan piring dan gelas kotor lalu Dino datang kemudian membawa Purin untuk berbincang dengannya, gue menemukan Gasa di teras rumah dengan sebatang rokok ditangannya.

Aneh.

Terlalu aneh. Untuk waktu lama gue gak pernah melihat Gasa yang seperti ini. Bahkan saat Gasa menyadari keberadaan gue dan menyuruh gue untuk duduk disebelahnya, ada  detik yang membuat gue terdiam sebelum mengikuti perintahnya.

"Maaf ya, aku ngerokok disini".

Gue hanya menggelengkan kepala kecil sambil tersenyum tipis. Gue tidak mempermasalahkan pilihan Gasa untuk menjadi perokok atau bukan. Hanya saja ini terlalu membuat gue terkejut.

"Sa".

Gue memanggilnya sambil menghembuskas napas pelan.

"Bukannya Lea sama Retta gak suka ngeliat kamu ngerokok?".

Penuntun Kata | ExovelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang