Lea
Akan ada masanya.
Gue selalu tidak mengerti ketika orang-orang berkata bahwa masa akan datang dan mampu merubah semuanya. Segalanya.
Ya, masa memang datang tapi nyatanya dia tidak bisa mengubah sepenuhnya dan masih saja meninggalkan kepingan-kepingan asa.
Tentang pengharapan untuk merelakan.
Tentang perngharapan untuk sembuh dari kesakitan.
Ya, masa memang datang.
Tapi dia bukan lubang hitam yang bisa menelan ingatan secara mentah-mentah.
Karena ingatan akan tetap ada, walau bagaimana pun keadaannya.
Gue juga tidak mengerti ketika ada orang yang berharap untuk dapat menghilangkan sebagian ingatannya.
Kenapa?
Apa karena ingatan itu berisi tentang kelemahan diri?
Aib?
Rasa malu?
Rasa sakit?
Atau yang lainnya?
Oh, ayolah. Bukannya dengan ingatan itu kita bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Pribadi yang bisa memanusiakan diri sendiri juga orang lain.
Walaupun gue terheran-heran dengan seseorang yang berharap masa dapat meleburkan sebuah ingatan. Gue lebih memilih seperti itu dari pada hidup dalam ingatan tanpa pernah mau bangkit.
Semua bisa jatuh.
Semua bisa terpuruk.
Hingga menjadikan hidup kusut tak berbentuk.
Tapi, jangan berhenti untuk bangkit.
Melangkah hingga berlari.
Karena Tuhan akan memberikan karunia-Nya kepada umat yang mau berusaha.
Tidak, gue tidak menyalahkan orang yang hidup seperti itu.
Sebab, kadang orang yang terkukung dalam ingatannya hanya membutuhkan seseorang.
Untuk bersandar atau dipersalahkan.
Contohnya Retta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Penuntun Kata | Exovelvet
FanfictionMereka bertanya pada ketidakpastian mengenai asa, imipian juga cinta. Bila benar, apakah akhir bahagia akan tertulis untuk mereka?