3.0 keputusan final

2.2K 243 111
                                    

Jira baru saja sampai di rumahnya setelah diantar oleh Grab. Tadi saat bel pulang sekolah berbunyi, ia langsung pergi ke gerbang sekolah dan memesan Grab, tak memedulikan panggilan teman-temannya. Habisnya mereka semua membuat Jira kesal seharian ini.

Dimulai dari pagi hari saat Jira bangun, lagi-lagi Mama tak ada di rumah. Itu membuatnya terlambat dan tak sempat sarapan. Lalu Mark juga dari kemarin tidak menghubunginya dan tak tahu ia ke mana karena cowok itu bahkan tidak masuk sekolah. Jadi seharian ini Jira belum bertemu dengan Mark.

Ting!

(marklee) : yerimiese : Lo dimana? Jadi jemput gue kan?

Jira tersenyum kecut. "Bolos gara-gara mau ketemu dia toh?"

Ia membuka aplikasi Whatsapp-nya, dan ternyata memang tak ada seorang pun yang menanyakan keadaannya atau sekedar bertanya bahwa ia sudah berada di rumah atau belum. Mama pun sama sekali tak menghubunginya.

"Sumpah kenapa orang-orang ngeselin banget sih hari ini!" Teriaknya kesal.

Jira tak tahu kekesalannya ini apa karena ia yang sedang datang bulan atau memang semua orang sengaja menjauhinya.

——

Jira terbangun dari tidurnya karena suara adzan maghrib. Kemudian ia mengecek hp-nya yang masih tidak ada notifikasi dari siapapun. Namun tiba-tiba hp-nya bergetar dan memunculkan sebuah nama.

mas pacar❤️
Whatsapp voice call..

"Pacar?"

"Hm?"

"Mark! Emangnya lo udah fix sama keputusan lo?" Teriak seseorang dari seberang yang Jia yakin suara Haechan.

Lalu entah mengapa feeling Jira mengatakan bahwa Mark akan segera jujur soal hubungannya dengan Yeri.

"Baby?"

"Apaan sih!?"

"Jam delapan aku jemput ya?"

"Mau apa?"

"Ngajak kamu ke cafe biasa, ada yang mau aku omongin sama kamu"

"Gak usah jemput aku, kita ketemuan di sana aja"

"Tapi—"

"Aku tau kamu lagi gak di rumah"

"Oke, sampe ketemu di sana"

Tut tut tut

——

Dan di sinilah mereka, duduk berhadapan di salah satu meja sebuah cafe yang biasa mereka kunjungi.

Dari sepuluh menit yang lalu, keduanya terdiam. Mark terlihat sedang menyusun kata-kata agar tidak membuat Jira sakit hati. Sedangkan Jira pura-pura asik dengan hp-nya menunggu Mark mengatakan semua padanya.

"Eum, Jira.." Panggil Mark sambil menggenggam salah satu tangan Jira.

Jira mendongak. "Kenapa?"

you, you, youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang