Sydney, March 1st
10:02 PMTepat hari ini, tiga tahun yang lalu. Jira mendapatkan surprise dari Mark dan teman-teman di ulang tahunnya yang ke 17. Ia merasa seperti orang yang paling bahagia saat itu. Meskipun ia mengetahui Mark ada hubungan dengan Yeri.
Selama ini, Jira lost contact dengan Mark. Memang, dulu ia bilang tidak akan mengganti seluruh sosial medianya, namun ia tak bisa.
Jira mendongak, menatap langit malam yang penuh bintang. Ia baru saja selesai merayakan ulang tahunnya yang ke 20.
"Time flies so fast.." Gumamnya.
Meskipun sudah tiga tahun berlalu, wanita itu masih selalu memikirkan Mark. Semua kenangannya dengan pria itu terlalu sulit untuk dilupakan begitu saja. Juga, luka yang diberikannya masih membekas.
Seperti saat ini, ditangannya sudah ada undangan pernikahan yang baru saja Jaehyun berikan.
——
—— w e d d i n g i n v i t a t i o n ——
Mark Lee
&
Kim Yeri
——
Iya, undangan pernikahan Mark dengan Yeri.
Jira tersenyum datar. "Kamu bilang kamu bakal kayak orang gila kalo aku pergi.. Eh malah wedding invitation yang aku terima.." Lirihnya dengan kedua bola mata yang memanas.
Untuk kesekian kalinya, dan masih karena orang yang sama, air mata itu jatuh lagi dari kedua bola matanya. Jira menangis lagi karena Mark.
Tok tok tok
"Ra..?"
Samar-samar terdengar suara Jaehyun dari arah pintu kamarnya. Dengan cepat Jira mengusap air matanya sebelum kakaknya itu masuk. Ia tak ingin Jaehyun tahu ia menangis lagi.
"Hm?"
"Are you okay?" Tanya Jaehyun sambil mengelus lembut kepala Jira.
Jira senyum sambil mengangguk. "Aku baik-baik aja.."
Jaehyun tahu, wanita di depannya itu sama sekali tidak baik-baik saja.
"Jangan pikirin dia lagi, aku sakit liat kamu sedih terus gara-gara dia"
"Iya Kak Jaehyun"
Jaehyun dan Jira. Kedua kakak beradik itu semakin dekat semenjak mereka pindah ke Sydney. Jaehyun benar-benar menyayangi Jira sebagai adik kecilnya, sampai merubah panggilan 'lo-gue' dengan 'aku-kamu'.
"Good girl. Ada Jeno di luar, mau ketemu kamu"
Jeno juga di Sydney. Pria itu mendapat scholarship dan tanpa pikir panjang langsung diterima ketika mengetahui Jira pindah ke sini. Salah satu alasannya menerima scholarship itu adalah tentang perasaannya pada Jira.
Saat Jira membuka pintu kamarnya, Jeno langsung memperlihatkan senyumannya.
"Hai sweetheart! Happy birthday.." Ucapnya.
"Thank you, Jen. Aku kira kamu gak akan dateng" Balas Jira, lalu menariknya untuk dipeluk.
"This is your special day, masa aku gak dateng?"
Jira terkekeh mendengarnya. "Ayo masuk" Ajaknya.
Tidak ada hubungan spesial di antara keduanya. Jeno memang berkali-kali menyatakan perasaannya dan mengajak Jira menjalani sebuah hubungan, namun wanita pisces itu tetap tidak mau. Meskipun begitu, keduanya dekat sebagai teman.
Mata Jeno tiba-tiba menangkap sesuatu di kasurnya. "Wait, seriously?!" Pekiknya terkejut. Lalu ia menatap Jira lirih.
"Can I borrow your shoulder?" Tanya Jira pelan, lagi-lagi matanya mulai panas.
Jeno mengangguk, yang kemudian langsung memeluk Jira, membiarkan wanita itu menumpahkan semua di pelukannya.
——
to be continued~
hope you guys like it!
jangan lupa tekan bintang^^
KAMU SEDANG MEMBACA
you, you, you
Fanfictionc o m p l e t e d "Itu mah emang kamu born to be Mark's bucin!" Udah dijauhin, diselingkuhin bertaun-taun, terus akhirnya ditinggal nikah. Tapi Jira tetep aja sayang sama Mark. Lika-liku kehidupan Jira bersama teman oroknya, Mark. ⚠️ please do not c...