🔞
Kami menghabiskan malam terakhir kami di rumah Doy untuk pesta barbekyu di halaman belakang. Aku mengasap daging bersama Juan, setelah membeli sekantong arang Neva dan Doy menikmati waktu berdua mereka di bangku dekat jendela dapur. Tempat di mana aku dan Doy duduk... saat itu.
Ariel sedang menyiapkan alat makan dan menatanya di meja persegi panjang yang kini telah penuh beberapa makanan pendamping dan berkaleng-kaleng bir juga soda. Juan mengangkat daging terakhir ke atas piring dan meletakannya di meja.
"Udah lengkap ya?" Ariel menilik seisi meja, "Oh, kurang air putih."
Ia hampir beranjak, namun aku yang sedang menganggur berinisiatif untuk mengajukan diri. "Aku aja yang ambil, Bang."
Aku berjalan ke arah rumah dan membalas lambaian tangan Neva saat aku melewati mereka. Aku masuk ke dapur dan mengambil dua botol air putih di dalam kulkas.
"...nggak maksa, Kak. Dipikirin lagi aja, mungkin udah saatnya kita bisa hidup bareng dan kakak ninggalin kerjaan di sana."
Aku tidak bermaksud menguping, namun dari balik jendela aku bisa mendengar pembicaraan mereka. Mungkin ini yang dirasakan Neva dan Juan pagi itu, tidak sengaja menguping.
Ninggalin kerjaan?
Impossible.
Aku bisa menangkap sudut mata Doy yang melirikku sekilas. Tidak ingin tertangkap basah, kemudian aku keluar dari dapur dan kembali ke meja panjang, membawa dua botol air putih dingin.
"Ardo, Neva, ayo sini, udah kelar." Ariel memanggil, Neva langsung berdiri dan mengulurkan tangannya pada Doy yang kemudian ia genggam dengan sepenuh hati.
Aku duduk di antara Neva dan Ariel, berhadapan dengan Doy yang duduk bersebelahan dengan Juan. Kami makan dan mengobrol banyak hal. Aku mencoba mengikuti kegiatan yang sedang berlangsung, tapi jujur saja percakapan Doy dan Neva membuatku gelisah. Aku jadi kepikiran.
Watch Ardoyne for me.
Kata-kata Jay menghujaniku begitu saja. Mengingatkanku dengan pesannya untuk mengawasi Doy dan melaporkan padanya kalau ada yang janggal. Ini jelas sesuatu yang janggal. I mean, she's everything for him. If she asks so, Doy will do it without hesitation.
Meskipun begitu, aku belum tahu jawaban yang Doy berikan pada Neva. Mungkin dia menolaknya, karena kami sangat mustahil untuk pergi meninggalkan Mad City. Atau dia menerimanya, dan... ah, tidak mungkin. Tidak mungkin Doy akan meninggalkan kami. Meninggalkanku.
Setelah sekian lama bersama, aku selalu berpikir aku bisa saja kehilangan teman-temanku karena hal buruk−mati saat menjalankan misi misalnya. Tapi tidak sekalipun aku terpikir akan kehilangan mereka dengan cara berkhianat. Melangkah pergi dari Mad City, meninggalkan Wirajuda adalah sebuah penghianatan.
Pikiranku kembali pada di mana aku sekarang.
Malam itu kami tutup dengan nyanyian Ariel beserta gitarnya yang menyejukkan hati. Di markas, aku sering mendengar Juan dan Doy kolaborasi; Juan memainkan gitar, Doy yang menyanyi. Ia seringkali memintaku untuk ikut menyanyi bersamanya juga, katanya, 'Pantes aja lo dulu kalo ngamen dapet banyak, suara lo bagus, orang yang denger bisa langsung suka. Sayang banget suara seenak itu terkurung di kota gila ini.'
Aku hanya bisa tersenyum menerima pujiannya.
Your skin, oh yeah your skin and bones
Turn into something beautiful
Do you know, for you I'd bleed myself dry
For you I'd bleed myself dry
It's true, look how they shine for you
KAMU SEDANG MEMBACA
Mad City
General FictionI survive, nothing else matters. Until I see her. --Ardoyne OC x Ardoyne 🔞 melloizt©2019 melgerit©2023