Jay
Mirip ibu.
Rambutnya persis kayak ibu. Suka.
Semakin besar, semakin cantik.
Juga... semakin nggak mirip ibu.
Dia cantik seperti dia sendiri. Otentik.
Satu-satunya.
Dan dia kosong.
Tanpa arah.
Tanpa tujuan.
Sampai kuputuskan, mungkin aku bisa menjadi arah dan tujuannya.
Berhasil, meski hanya sementara.
Kemudian kusadari, manusia tidak bisa memaksa isi hati orang lain.
Memaksa isi hati sendiri pun cukup mustahil.
Hati orang siapa yang tahu.
Hatiku siapa yang tahu.
Namun hati Ardoyne yang terpilih.
Ah, begitu.
Mereka bermain api di belakang punggungku.
Mempertaruhkan nyawa atas nama cinta.
Cih. Apa gunanya.
Harus kubilang, bangsat betul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mad City
General FictionI survive, nothing else matters. Until I see her. --Ardoyne OC x Ardoyne 🔞 melloizt©2019 melgerit©2023