Bab 6

8.7K 414 3
                                    

Happy Reading❤

Fahmi benci dengan ayah nya itu,ia yang membuat pelangi yang begitu indah menjadi redup.Dia yang mengubah seorang Fahmi yang tadinya tidak mengerti dunia luar hingga Fahmi tahu dunia luar,ia yang sudah membangunkan macan ketika tidur dan dia yang sudah menghilangkan cahaya dan kehidupan Fahmi,dia benci ayah nya itu.

"Arghh!!"teriak Fahmi sambil mengacak-ngacak rambutnya

"Gue benci lo,gue benci lo!!"teriak Fahmi sambil mendudukan badan nya dengan lemas dan menunduk

Fahmi menangis ketika ia kembali mengingat masa lalunya itu.Masa lalu yang tadinya indah berubah menjadi buruk,seandainya waktu bisa berputar,ia akan menghentikkan waktu,dimana ia bersama kakak dan mamahnya itu

"Gue kangen lo kak,gua pingin ngrasain pelukan lo lagi kak"gumamnya sambil terus menunduk

"Gue capek kak hidup kaya gini"gumamnya terus "Gue bawa Rey kak,lo pasti seneng punya adik cowo"lanjutnya

"Apa justru lo benci Rey kak?"gumamnya kembali sambil menjambak rambutnya sendiri

Eyang ti yang tak sengaja mendengar teriakan Fahmi pun merasa khawatir,ia begitu iba melihat keadaan Fahmi yang sekarang.Eyang ti merasa banyak yang berubah dari Fahmi setelah kejadian itu.

Eyang ti tak terasa meneteska air matany,begitu mengingat beban yang di hadapi cucunya itu.Banyak dari mata-mata eyang ti yang mengatakan bahwa cucunya itu sering sekali keluar masuk club,balap-balapan liar hingga mabuk-mabukkan.

Eyang kung pun yang meliahat eyang ti berdiri di depan pintu kamar Fahmi sambil menangis pun langsung menghanpirinya dan bertanya

"Ada apa?"tanya eyang

"Arghh,gue benci lo!!"

Eyang kung yang mendengar teriakan Fahmi pun mengerti,mengapa istrinya itu menangis.

"Biarkan Fahmi tenang,lebih baik kamu temani Rey tidur"ucap eyang

"Fahmi pasti bisa menyelesaikan masalahnya sendiri"lanjutnya degan menepuk pelan bahu eyang ti

Itulah kata-kata yang sering di ucapakan eyang kung untuk meneangkan pikiran eyang ti.Mereka yakin suatu saat nanti Fahmi akan kembali seperti sebelum kejadian itu terjadi

                                   ****

Jauh berbeda,suasana rumah Aisyah, di rumah itu tidak ada pertikaian maupun lainnya,yang ada hanyalah perdamaian dan penuh kasih sayang.Seperti sekarang ini kedua orang tua Ais  sedang menemani Ais yang sedang membaca buku tebal yang sepertinya berhalaman ratusan

"Apa kamu nggak pusing nduk,baca segitu tebalnya"tanya ibu yang melihat putrinya itu fokus dengan buku tebalnya itu

Ais terkikik mendengar pertanyaan ibunya itu,mungkin jika teman-teman Ais berada di sini juga akan menanyakan hal yang sama dengan ibu

"Nggak bu,justru Ais dapat banyak ilmu dari buku ini"jawab Ais sambil mentup bukunya itu

"Ibu saja yang melihat pusing nduk"ucap ibu

"Ibu baru saja membaca satu kalimat sudah pusing nduk"sambar ayah yang telah sedang menonton tv

"Ayah bisa saja ngledeknya"ucap ibu dengan wajah yang di buat-buat

Ais yang melihat perdebatan kecil antara ayah dan ibu nya itu hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum.Begitulah kedua orang tuanya,walaupun umurnya sudah tua namun mereka masih saja seperti anak remaja jika sedang berdebat.

Terkadang Ais juga di buat ketawa jika ibunya itu sedang manja dengan ayahnya.Ais ingin suatu saat nanti,jika ia sudah berkeluarga ia mengingkan keluarga yang seperti ayah dan ibunya yang tetap harmonis walaupun sering di terpa masalah.

Assalamualaikum MahromkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang