Happy Reading!
Setelah menempuh perjalanan hampir delapan jam,kini Ais,Iren beserta suami telah sampai di Jakarta.Kota yang penuh akan manusia dan penuh akan polusi.
Banyak gedung-gedung yang menjulang tinggi,membuat kota Jakarta semakin indah,namun terlihat panas karena tidak ada pepohonan.
Ais telah sampai di sebuah perumahan yang berada di komplek Pondok Indah.Aisl segera mengemasi barang-barangnya untuk segera ia turunkan dari mobil.
"Ais kamar kamu ada di depan ya?"katanya seraya menunjukkan sebuah kamar yang ada di awal.
"Iya Mba,"balasnya seraya tersenyum
*****
Di tempat dan waktu yang sama,seorang laki-laki tengah menatap balkon kamarnya seraya menyeruput kopi hitam yang ia buat.
Matanya menelusur,hawa dingin terus menusuk tulangnya.Namun,Fahmi tidak perduli ia hanya ingin menikmati hidup seperti,melupakan masalahnya sementara dan mengistirahatkan otaknya.
Ketukan pintu membuyarkan lamunan Fahmi,ia menoleh ketika Bibi datang sembari membawakannya selimut.
"Tidak usah Bik,"tolak Fahmi
"Den,dari semalam Aden belum tidur ya.Bibi khawatir sama Aden,takutnya malah sakit."kata Bibi
Fahmi menggelengkan kepalanya,
"Nggak Bi,Bibi nggak usah khawatir.Fahmi nggak apa-apa."balas Fahmi
"Sebenarnya Aden kenapa?Aden bisa cerita dengan Bibi,"ujar Bibi seraya duduk di samping Fahmi
Fahmi terdiam,matanya masih tertuju dengan pemandangan yang berada di depannya.Bibi hanya menghelakan nafasnya,anak majikannya ini benar-benar kacau.
Fahmi yang dulu beliau kenal tidak melekat pada dirinya.Fahmi yang sekarang adalah Fahmi yang mudah marah dan penyendiri.
Ada rasa sesak di dadanya,tatkala beliau mengingat segala penderitaan anak majikannya.Jujur,beliau sangat dekat sekali dengan Fahmi dan kakaknya,karena dulu beliau sering membantu Almh Mamah Fahmi merawat Fahmi dan Vio.
"Aden kenapa minum kopi?bukannya Aden tidak suka kopi ya?"tanya Bibi ketika beliau menyadari Fahmi meminum minuman yang tidak ia suka
"Iya karena biar Fahmi kuat melek Bi,Bik kenapa ya rasanya Fahmi itu belum ikhlas melepaskan mamah.Terlalu cepat untuk Fahmi Bik."
"Aden,itu semua sudah kehendak Allah.Kita tidak bisa mengubah takdir seseorang.Ikhlaskan nyonya Den,agar Nyonya tenang di sana."
"Kenapa papah begitu jahat sama mamah.Sampai bikin mamah seperti itu."
Bibi memegang tangan Fahmi,"apa yang sudah terlewat,jangan di ingat-ingat terus Den.Kalau Aden terus mengingatnya malah justru nanti Aden yang tersakiti."
"Sampai kapanpun Fahmi nggak akan lupa,atas semua yang dilakukan papah kepada mamah dan sampai kapanpun Fahmi tidak akan memaafkan papah"
"Hus,tidak baik Aden berbicara seperti itu,biar bagaimanapun seburuk apapun Tuan Attama,beliau itu ayah Aden.Beliau yang sudah menghidupi Aden,kalau Aden terus menyimpan dendam dengan Ayah Aden,hidup Aden tidak akan tenang Den."
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Mahromku
RandomJika semua orang bisa berubah lebih baik,kenapa aku tidak?-Fahmi Adrian Attama . Tantangan terberat tentang hidup adalah ketika kita di tugaskan untuk merubah seseorang ke lebih baik,karena merubuah kehidupan seseorang tak semudah kita membalikkan...