Sabyan Gambus-El oum
Happy reading!🥰
Hari demi hari telah Ais lewati,kini saatnya Ais untuk mengejar ilmu demi masa depan.Berkuliah adalah cita-cita Ais sedari kecil,namun meninggalkan kedua orang tua adalah hal yang paling Ais benci.
Namun,Ais tidak dapat berbuat apa-apa ia harus melakukan itu demi meringankan beban kedua orang tuanya.Ais tidak mau kedua orang tuanya terus-terusan bekerja apalagi kini usia Ayah dan Ibu sudah tidak muda lagi.
Ais membereskan semua perlengkapan yang akan ia bawa ke Jakarta.Tak terasa kini usia Ais sudah beranjak dewasa,kini Ais bukankah perempuan kecil yang dulu sering Ibu nya bawa kemana-kemana.
Setidaknya Ais bersyukur karena Ais masih diberikan umur panjang,sehingga ia masih diberikan kesempatan untuk membahagiakan kedua orang tuanya.
*Tuk..tuk.*
"Nduk.."
"Iya Bu masuk saja,pintunya tidak Ais kunci."jawabnya dari dalam kamar
*Ceklek*
"Assalamu'alaikum nduk.."salam Ibu ketika beliau telah membuka pintu kamar Ais
"Wa'alaikumsalam Bu,"jawab Ais sembari tersenyum
Ibu tersenyum kemudian beliau duduk di sebelah Ais sembari membantu Ais untuk memasukkan baju-bajunya di koper.
"Sudah siap nduk?"
"Insya Allah Ais siap Bu."jawabnya sembari menganggukkan kepalanya
Ibu tersenyum,beliau membelai pelan kepala Ais yang telah dibaluti oleh kerudung.
"Masya Allah,Ibu tidak menyangka kalau sekarang Ais sudah dewasa.Ais bukanlah bayi yang sering ibu bawa kemana-mana."
Ais tersenyum sembari menganggukkan kepalanya,matanya masih fokus untuk memandangi wajah Ibu yang semakin hari semakin terlihat keriput.
"Sebentar lagi Ais bakalan meninggalkan Ibu,Ais sudah memilih untuk hidup mandiri.Ibu bangga sekali padamu nduk,karena selama ini kamu itu tidak pernah mengecewakan Ibu.Kini sudah saatnya Ibu melepas kamu untuk menggapai semua cita-cita kamu."lanjut ucap Ibu sembari memegang tangan Ais
Ais membalas dengan menggenggam jemari Ibu.Ais mempersilahkan Ibu untuk melanjutkan ceritanya dengan diam membiarkan Ibu melanjutkan ceritanya.
"Jujur dulu saat Ibu dan Ayah tahu kalau Ibu itu hamil kamu,kami sangat risau sekali,kami takut kelak nanti kami tidak dapat memberikan kamu nafkah.Sedangkan dulu keadaan Ayah dan Ibu sedang tidak baik-baik saja--"
"Kamu sempat ingin diminta sama Bos Ayah kamu,tapi Ibu melarang keras hingga akhirnya Ayah kamu di pecat dari tempat kerjanya karena kami tidak mau memberikan kamu kepada mereka--"
Ibu sedikit menjeda ucapannya,beliau mengambil nafas pelan sembari mengingat-ngingat kisahnya.
"Ayah dan Ibu hampir putus asa,karena diusia kandungan Ibu yang sudah memasuki ke-9 bulan,tapi Ayah masih saja belum mendapatkan pekerjaan.Ibu meminta Ayah untuk mengantarkan Ibu ke rumah nenekmu di Jogja,ibu meminta Ayah untuk sementara Ibu tinggal bersama Nenekmu sampai Ayah mendapatkan pekerjaan.Tujuan Ibu kala itu cuman satu,Ibu tidak ingin membebankan Ayah,maka dari itu Ibu meminta Ayah untuk menitipkan Ibu pada nenekmu.."
"Nenekmu tidak sama sekali merasa keberatan karena adannya Ibu dan nenekmu tidak sama sekali marah pada Ayah karena Ayah juga belum mendapatkan pekerjaan.Karena nenek tahu kalau saat ini,Ayah dan Ibu sedang di uji,Ayah dan Ibu sedang diajarkan untuk bersabar serta menerima segala ujian dengan Ikhlas--"

KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Mahromku
CasualeJika semua orang bisa berubah lebih baik,kenapa aku tidak?-Fahmi Adrian Attama . Tantangan terberat tentang hidup adalah ketika kita di tugaskan untuk merubah seseorang ke lebih baik,karena merubuah kehidupan seseorang tak semudah kita membalikkan...