Aisyah Dea ayumi,seorang gadis desa yang cantik,manis dan dan bahkan primadona di desanya itu.Aisyah hidup di keluarga yang sangat sederhana,pekerjaan kedua orang tuanya bukanlah seorang kantoran,melainkan sebagai guru ngaji dan pembuat tempe.
Kehidupan Aisyah tidak seperti anak-anak lain,yang hidup bergantung dengan harta kedua orang tua nya.Sejak kecil Aisyah memang di ajarkan untuk mandiri,bahkan sejak sekolah dasar Aisyah menjual es lilin untuk di jual kepada teman-temannya.Aisyah bukanlah gadis yang manja,ataupun gengsi.
Aisyah sangat tahu bagaimana susahnya mencari uang,dari pagi hingga matahari terbenam kedua orang tuanya tak henti-hentinya mencari uang untuk memenuhi kebutuhan dirinya,mulai dari biaya sekolah hingga uang jajannya.Aisyah tidak ingin hidupnya seperti kedua orang tuanya,bukannya ia tidak mau hidup miskin..melainkan ia ingin hidup nya lebih baik dari kedua orang tua nya.
Setelah lulus ini Aisyah ingin melanjutkan di salah satu Universitas impiannya sejak kecil.Namun,sebelum ia melanjutkan kejenjang lebih tinggi,ia harus kerja terlebih dahulu untuk menambah biaya administrasi.Uang yang aisyah kumpulkan di celengan yang terbuat dari gerabah itu tak cukup untuk membayar adminitrasi pendaftaran di Universitas yang ia damba-dambakan sejak dulu.
"Nak,apakah kamu jadi untuk melanjutkan kuliah dikota?"tanya Ayah Aisyah
"Insya Allah,kalau Aisyah sudah ada rejeki"jawab Aisyah
"Kira-kira berapa biaya nya?"tanya ayah
"Kurang lebih sepuluh juta yah"jawab Aisyah
"Kamu sudah punya biaya berapa nduk?"tanya sang ibu yang baru saja datang datang dari arah dapur
"lima juta buk"jawab Aisyah sambil membantu ibu menyajikan kopi dan rebusan ketela untuk sang ayah
"Matur suwun"ucap sang ayah kepada Aisyah dan ibu
"Kurangnya lima juta nya nduk?"tanya ibu sambil duduk di dekat anaknya itu
"Kurang lebih segitu buk..."jawab Aisyah
"Lalu,bagaimana rencanamu?"tanya ayahnya
"Ais akan menundanya sampai setengah tahun yah"jawab Aisyah
"Yasudah ibu dan ayah selalu mendukung apa pun keputusan kamu nduk.."ucap ibu sambil membelai wajah sang anak
"Matur suwun yah,buk"jawab Aisyah sambil memeluk sang ibu dan memegang tangan sang ayah
*****
Pemuda bertubuh besar,meliki wajah yang tampan,hidung yang runcing,berpawakan tinggi,berkulit sawo matang,dan memiliki rumah bak istana.cewek mana saja pun akan terkesima dengan deskripsi tersebut,namun sayang deskripsi tersebut tak sebanding dengan sifat nya yang seperti anak tak beraturan,sering keluar masuk club,ganti pasangan bahkan balap liar pun ia geluti.
Pemuda yang memiliki segudang permasalahan,dan pemuda yang mampu menyimpan permasalahannya dengan sendiri,dia adalah Fahmi Adrian Attama putra kedua dari pasangan pengusaha ternama di indonesia,siap lagi kalau bukan Attama Ferdinan dan Siffa hening Kusuma.Fahmi memiliki satu kakak perempuan,kakak yang mampu menjadi pendengar terbaik jika Fahmi sedang ada masalah.
"Mau kemana kamu?!"tanya seorang dengan nada yang tegas dan mengitimidasi
"Apa anda harus tahu?!"tanya nya kembali dengan nada skartis
"Fahmi!!bisakah kamu bersikap sopan terhadap saya!"ucap seorang laki-laki paruh baya
"Maaf kayanya saya salah,jika saya harus bersikap sopan kepada anda"jawab nya dengan tatapan yang tajam
"Fahmi kam-"
"Sudah pah,berikan Fahmi sedikit waktu"lerai sang mamah
Mamah Fahmi begitu menyesal jika saja waktu dapat di ulang,ia akan mengembalikan waktu ketika ia belum berada dalam masalah ini
part pertama lebih ke pengenalan yaa:v
jika ada yang kurang mohon kritik dan sarannya:v😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Mahromku
AcakJika semua orang bisa berubah lebih baik,kenapa aku tidak?-Fahmi Adrian Attama . Tantangan terberat tentang hidup adalah ketika kita di tugaskan untuk merubah seseorang ke lebih baik,karena merubuah kehidupan seseorang tak semudah kita membalikkan...