Bab 19

6.8K 324 7
                                    

Playing music on mulmed
Tak ada yang abadi~Peterpan.

Happy Reading!

Hujan mengguyur kota Sukabumi,rintik hujan dengan sangat santainya membasahi kota itu.Seorang gadis dengan baju pasiennya sedang mengamati setiap air rintik hujan yang turun.

Pandangannya tidak pernah lepas dari jendela,air matanya kembali luruh pada pipinya.Pikirannya kembali kacau,jiwanya ingin bangkit,namun hati tidak pernah satu konsekuen dengan jiwanya.

"Non," panggil suster Asih

"Ibu." Katanya sembari tersenyum

Suster Asih menghampiri Vio sembari makanan untuk Vio sarapan.

"Sini rambutnya suster sisirin.Setelah itu,non Loka sarapan ya." Katanya sembari mengelus punggung Vio

Vio menganggukkan kepalanya,lalu ia duduk di sofa dekat jendela.Mata itu masih kosong,jiwa itu masih rapuh,bahkan tatapan yang Vio tunjukkan adalah tatapan ketidakberdayaan.

"Sudah nak,jangan bersedih lagi.Hidup itu pasti ada pasang surutnya,Nona Loka tidak boleh seperti itu,tujuan hidup nona Loka masih panjang.Masih ada keluarga Nona Loka yang sedang menunggu Loka." Ujar Suster Asih memberikan pengertian kepada Vio

"Ibu,apa Fahmi sudah menghubungi ibu?untuk menanyakan kabar Vio." Tanya Loka

''Sudah nak,tadi sebelum suster kesini,nak Fahmi sudah lebih dulu menghubungi ibu.Kelihatannya nak Fahmi rindu sama kamu nak." Jawab Suster Asih

Vio menganggukkan kepalanya,air matanya kembali tumpah,

"Mamah Vio sudah bahagia ya bu disana.Mamah Vio sudah tidak merasakan sakit karena papah ya bu.Mamah Vio sudah bahagia ya bu." Kata Vio sembari menatap tetesan air hujan

"Mamah nona Loka sudah bahagia,mamah Nona Loka sudah tidak merasakan sakit lagi.Kalau nona Loka  rindu mamah,nona Loka doakan mamah biar mamah tenang."

"Vio ingin menyusul mamah,biar Vio bahagia seperti mamah.Vio rindu mamah." Kata Vio sembari menundukkan kepalanya.

"Astaghfirullah,istighfar nak.Jangan seperti itu,tanpa kamu ikut mamah,kamu juga pasti akan bahagia nak.Tinggal menunggu waktu saja kapan kamu bahagia." Ujar suster Asih sembari mengangkat dagu Vio agar bisa memandangnya.

"Dengarkan suster,Allah tidak akan membuat hambaNya sengsara.Allah sangat sayang sekali pada hambaNya.Saat ini,Allah sedang menguji nona Loka,kenapa Allah menguji nona?karena Allah yakin nona mampu melewati cobaan ini.Allah yakin nona adalah perempuan kuat dan hebat dan jika nona mampu melewati ini,maka insya Allah nona akan diberikan hadiah,suatu saat nona akan bahagia.Kebahagian itu akan datang bukan hanya di dunia saja,namun di akhirat juga."

"Kuncinya sabar dan tetap ikhtiar.Terus berpransangka baik kepada sang maha pemberi hidup.Suster yakin nona bisa." Lanjut ucap suster Asih.

Vio semakin terisak,rasa bersalah ketika muncul dihati Vio.Tangisnya tak mampu ia bendung,suster Asih membiarkan Vio seperti itu.Sudah saatnya Vio melepas semua beban Vio.

"Vio capek bu!sudah tidak ada lagi orang-orang yang sayang sama Vio,bahkan Vio sepeti ini keluarga Vio tidak ada yang menjenguk Vio.Salah Vio apa bu?kenapa Allah begitu hebat menguji Vio seperti ini?" Tanyanya dengan rasa menggebu,

"Ya Allah Vio capek,Vio mau mamah.Mamah Vio capek hidup kaya gini,Vio capek mahhh.Ijinkan Vio ikut mamah ya Allah,aaaaaaa" teriaknya sembari menjambak rambutnya

"Vio ikut mah,vio tidak bisa hidup sendiri.Vio butuh mamah!!mamah tolong kabulin permintaan Vio.Vio tidak pernah minta apa-apa sama mamah,Vio cuma mau mamah ada di samping Vio selamanya!" Teriaknya kembali

Assalamualaikum MahromkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang