Bab 17

6.4K 323 5
                                    

Happy Reading!

Hanya rindu-Andmesh Kamelang

Agung menarik kerah Fahmi agar tidak semakin menjadi-jadi kepada Attama.Fahmi sama halnya Attama,ia juga mengepalkan tangannya.Fahmi masih sadar,Attama masih ayahnya--ayah kandungnya.

Fahmi menggerang kesal sembari menendang meja yang di tempati Attama dan sang perempuan.Kemudian,tanpa aba-aba Fahmi pergi meninggalkan Attama dan disusul oleh Agung.

" Fahmi!sabar! '' gertak Agung sembari menarik kerah baju Fahmi agar ia turun dari atas motornya.

" Lepasin gue!nggak usah ikut campur.Gue mau balik! " jawab Fahmi tak kalah emosinya

" Gue anterin,keadaan lo nggak memungkinkan buat balik sendiri. " ucap Agung merebut kunci motor Fahmi.

" Nggak usah,gue bisa tanpa bantuan lo! " jawab Fahmi seraya ingin merebut kunci motornya yang sudah berada pada tangan Agung.

" Nggak usah banyak bacot,naik! " perintah Agung dan dituruti Fahmi

Agung menyeringai kecil sembari menggelengkan kepalanya.

***

Dokter Gibran menghampiri Vio guna untuk megecek keadaannya.Setelah sampai di brankar Vio,dokter Gibran begitu prihatin dan merasa iba tentang keadaan sang pasien.

" Dok, " sapa suster Asih sembari menepuk bahu dokter Gibran

" Iya sus ada apa? " tanya dokter Gibran

" Tidak apa dok.Saya mau menitip nona Loka sebentar.Tolong dokter jaga nona Loka,saya ingin pergi ke kantin. " kata suster Asih

" Baik sus,kebetulan hari ini saya tidak ada jadwal " jawab dokter Gibran menganggukkan kepalanya.

" Memang dokter tidak pulang? " tanya suster Asih dengan ramah.

" Tidak sus, " jawab dokter Gibran sembari menggelengkan kepalanya.
.
Sepeninggalan suster Asih,dokter Gibran kembali mendekati brankar pasien milik Loka.Di tatapnya lekat-lekat wajah Loka,badan itu semakin kurus,kulitnya terlihat pucat,kantung matanya terlihat pada matanya dan rambutnya terlihat kusut.

Loka terlihat menggeliat dalam tidurnya,dengan reflek tangan dokter Gibran telah berada pada atas rambut Loka.Diusapnya kepala Loka agar kembali tenang.

Matanya  yang terpejam terlihat mengeluarkan air mata,dokter Gibran begitu prihatin tatkala melihat keadaan gadis itu,di dalam tidurnya pun ia masih merasakan bebannya.

" Mamah..mamah.. " gumam Loka dalam tidurnya

" Jangan tinggalin Vio.Vio takut sendiri mah.." vio bergumam kembali sembari menangis

" Vio takut mah,"

Dokter Gibran membuyarkan lamunannya,ia kembali mendekati Loka.Ditepuk pelannya pipi Loka agar segera sadar.

" Hey,Loka sadar.. " ucap Gibran sembari menepuk pipi Loka dan sesekali mengguncang tubuh Loka.

" Vio ikut mah,vio mau ikut mamah.Jangan tinggalin Vio." Gumamnya kembali

Assalamualaikum MahromkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang