Happy Reading♥️Langit telah nampak berwarna oranye,matahari sudah nampak ingin menenggelamkan dirinya.
Sosok gadis dengan gamis berwarna biru langit tengah melamun sembari memandang pemandangan yang ada di depannya.
Gadis itu adalah Ais,entah mengapa rasanya ia merindukan sosok kedua orang tuanya.Ini adalah kali pertama Ais meninggalkan kedua orang tuanya.
Iren mengumumkan senyumnya tatkala melihat Ais,sejujurnya ia juga tidak tega melihat Ais seperti ini.Namun ia juga tidak dapat berbuat apa-apa.
"Heh kenapa?"tanya Iren sembari menepuk pelan pundak Ais
Ais terlonjak,namun ia tersenyum tatkala melihat Iren.
"Tidak ada apa-apa Mba."balasnya seraya tersenyum
"Kangen sama Ibu?"
Ais tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.
"Padahal Ais baru meninggalkan beliau kemarin,tapi rasanya seperti satu tahun Mba,"
"Wajar kamu ini kan dekat sekali sama Ibu,kalau merasakan hal seperti itu wajar.Sekarang yang harus di lakukan Ais di sini,Ais harus berusaha untuk sukses agar Ayah dan Ibu mu bangga terhadapmu."
Ais tersenyum,lalu ia memeluk Iren.
"Terima kasih Mba,sudah mensupport Ais."
"Sama-sama Is,"balasnya seraya mengusap punggung Ais
"Oh iya tadi Mba udah delivery makanan,nanti kamu ke bawah ya?"
Ais menganggukkan kepalanya seraya tersenyum,"iya Mba.Ais beres-beres dulu."
Iren menganggukkan kepalanya sembari menepuk pelan bahu Ais dan berlalu dari kamar Ais.
Tidak terasa hari sudah mulai malam,lampu-lampu nampak berkilau dan membuat pemandangan di sekitar perumahan Iren nampak indah.
Sedari tadi gadis itu hanya duduk di sofa sebelah jendela sembari sesekali membuka buku yang berlapis tebal.Ais menghela nafasnya tatkala rasa rindu tiba-tiba muncul pada benaknya.
Ais melihat jam yang berada di ponselnya.
"Ibu sudah tidur belum ya?"gumamnya sembari membolak-balikan ponselnya.
"Nggak,aku nggak boleh ganggu Ibu,kasihan beliau."balasnya pada diri sendiri
Tiba-tiba rasa haus menghampiri pada dahaganya.Ais memutuskan untuk turun ke dapur untuk mengambil minuman.
Ais mengerutkan keningnya ketika ia melihat siluet seorang laki-laki.
"Siapa itu?"teriak Ais sembari menghampiri sosok itu
Namun,pria itu tidak bergeming bahkan tidak membalas ucapannya.Ais terperanjat ketika pria tersebut membalikkan badannya dan hampir bertabrakan dengan Ais.
"Astaghfirullah,"sebut Ais seraya mengusap dadanya
Pria tersebut pun tak kalah kagetnya dengan Ais,bahkan gelas yang berada di tangannya saja hampir terjatuh.
Pria tersebut berlalu untuk mencari saklar untuk menyalakan lampunya,karena ini sudah malam biasanya Iren akan mematikan lampu dapurnya.
"Bang Fahmi?"
"Loh?"balasnya seraya menaikkan sebelah alisnya
"Maaf Bang,saya tidak tau."
"It's oke no problem,gue juga minta maaf kalau misalkan bikin kaget lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Mahromku
RandomJika semua orang bisa berubah lebih baik,kenapa aku tidak?-Fahmi Adrian Attama . Tantangan terberat tentang hidup adalah ketika kita di tugaskan untuk merubah seseorang ke lebih baik,karena merubuah kehidupan seseorang tak semudah kita membalikkan...