Bab 49

6.6K 391 28
                                    

Jangan lupa meninggalkan jejak setelah membaca♥️

Selamat membaca♥️

Rasanya senang ketika kedua anaknya sudah memaafkan Attama, tak elak kadang di sepanjang koridor Attama tak pernah lepas memberikan senyum terbaiknya ketika karyawannya menyapanya.

Begitupun dengan Siffa, sejujurnya ia juga merasa senang melihat perubahan yang ditunjukkan oleh Attama.

Attama sudah menceritakan kepergiannya ke Sukabumi untuk menemui Vio, Siffa pun merasa senang karena Vio sudah mau memaafkan Attama.

Mimik wajah Siffa berubah, ketika ia melihat siluet perempuan yang akhir-akhir ini Attama temui.

"Hallo, Tante.''sapanya halus

Siffa tersenyum, namun hanya sekilas lalu ia meninggalkan gadis itu.

"Ihh..'' kesal gadis itu seraya menghentakkan kakinya

Tanpa peduli, gadis itu justru mengikuti arah langkah Siffa.

"Kamu mau kemana?'' tanya Siffa ketika Nadia hampir membuka pintu kerja suaminya

"Mau ketemu sama Om, Tan.'' balas Nadia santai

"Kamu lihat 'kan, ini jam kantor. Kalau mau ketemu Om bisa nanti waktu jam istirahat.''

Nadia menatap aneh Siffa, tidak biasanya wanita tengah baya itu bersikap ketus terhadap dirinya. Baru kali ini, beliau bersikap seperti itu.

Aneh, pikir Nadia.

"Tapi ini penting Tan, Nadia enggak bisa menundanya.''

Siffa mengheala nafasnya, ia tahu apa yang akan Nadia lakukan pada suaminya. Bisa-bisa suaminya akan berubah pikiran jika saja ia bertemu dengan Nadia.

"Tante tau apa yang akan kamu lakukan, kamu kesini hanya mau memaksa suami Tante untuk menghancurkan pernikahan Fahmi 'kan?'' ucap Siffa dan dibalas wajah kaget Nadia

"Ta-tante kata siapa? Ya kali Nadia mau menghancurkan pernikahan Fahmi.'' elak Nadia

"Kalau enggak, Nadia mau apa?'' tanya Siffa

"Ya mau ketemu sama Om lah, Tante kenapa sih curigaan gitu sama Nadia.''

"Nadia, Nadia itu cantik. Tante yakin diluaran sana pasti banyak yang menyukai Nadia. Nadia juga perempuan bukan? Kalau Nadia saat ini ada diposisinya Aisyah, suami Nadia akan direbut sama orang lain? Apa Nadia tidak marah?''

Nadia terdiam.

"Tante jangan munafik, Nadia tau cerita Tante dulu. Tante jangan lupa kalau Tante juga bekas pelakor. Nadia tau Tan.''

"Tante enggak lupa sama sekali Nad, Tante justru menyesal karena pernah menjadi pelakor.''

"Yaudah, Tante juga bisa 'kan dapatin Om Attama dan nyatanya Tante sampai saat ini masih menjadi istri Om Attama. Kalau Tante bisa seperti itu, Nadia juga bisa Tan.''

"Tapi Nadia enggak tau apa yang Tante rasakan saat dulu Tante jadi pelakor. Hidup Tante enggak pernah tenang, Tante selalu dibayang-bayangi rasa bersalah terlebih yang paling Tante sesali, tanpa Tante sadar Tante membuat satu nyawa seseorang melayang.''

Assalamualaikum MahromkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang