01. Penyelidikan Pertama

22.2K 867 54
                                    

Seperti layaknya artis terkenal, sapaan hangat semua siswa-siswi High School Barca dilayangkan pada Selena. Gadis manis berusia 12 tahun itu sesekali membalas dengan sapaan balik.

"Selamat pagi juga!"

"Ah, kau juga cantik."

"Hehe, aku juga senang bertemu denganmu."

"Pagi kembali."

Begitulah ocehan Selena saat disapa oleh sebagian teman-teman Alevan. Tatapan Selena tertuju pada kantin sekolah yang masih terlihat ramai.

Selena masuk kedalam ruangan luas kantin dan berbaur dengan semua orang yang usianya berkisar sepuluh tahun lebih tua darinya.

"SELAMAT PAGI! KALIAN TAHU, HARI INI RAMSEY ANJINGKU BERULANG TAHUN! JADI SEMUA MAKANAN YANG KALIAN BELI AKAN DIBAYAR OLEH KAK VAN! SELAMAT BERSENANG-SENANG!" teriak Selena keras hingga kantin menjadi heboh.

Selena tertawa terbahak-bahak lalu duduk dipojok kantin sendiri sambil meminum jus melonnya.

"Ah, aku jadi lupa. Rencana aku ikut Kak Van bukannya ingin mencari tahu siapa Revan?" gumam Selena pelan.

Gadis manis itu kemudian bangkit dari duduk dan berlari cepat meninggalkan kantin. Entah berapa uang yang akan dikeluarkan oleh Alevan saat membayar semua pesanan anak sekolah.

"Heh! TUANNN!" teriak Selena keras.

Langkah sang pria terhenti, kepalanya menoleh dan mendapati Selena tengah berlari kearahnya.

"Gadis nakal, apa maumu?" tanya sang pria yang barusaja bertemu dengan Alevan.

"Kau menyebalkan tuan, aku ingin bicara denganmu--"

"Apa yang ada dipikiran seorang gadis kecil hingga ingin menanyakan sesuatu padaku?" tanya lelaki itu berlutut hingga postur tubuhnya sama tinggi dengan Selena.

"Apa kau tahu siapa Revan?"

Jlep!

Sang kepala sekolah tertawa pelan membuat Selena menyerngit bingung.

"Apa kau gila?" tanya Selena ragu.

"Revan?" ulang sang kepala sekolah.

"Ya, benar sekali," jawab Selena santai.

"Revan adalah Alevan," jawab pria itu lalu bangkit.

Selena menggaruk kepalanya pelan, mengapa semua orang mengatakan kalau Revan adalah Alevan? Kakaknya yang menyebalkan.

"Aku serius!" rengek Selena pada pria itu sambil menarik-narik dasi sang pria.

"Tanyakan saja pada ibumu," jawab sang pria kemudian pergi dengan senyum kecilnya.

"MOM JUGA MENJAWAB KALAU REVAN ADALAH KAK VAN! HEH TUAN LAUNEZ! BISAKAH KAU--"

Selena menggerutu saat punggung tegap pria yang dipanggilnya tuan Launez tadi menghilang dibelokan tembok.

"Sudah tua, menyebalkan, tapi tampan seperti dad," gumam Selena lalu melanjutkan langkah cepatnya.

Beralih pada Alevan yang tengah santai dikelas sambil memainkan ponselnya. Sementara teman-temannya yang lain tengah asik bergurau ria didepan kelas. Kebetulan guru yang mengajar kelas mereka tengah sakit dan mereka dapat bersenang-senang dikelas.

"Van, aku mengganggumu?" tanya seorang wanita memakai celana jeans panjang. Alevan menatap Megan singkat lalu menggeleng.

"Ku dengar Selena bersamamu, dimana dia?" tanya Megan setelah duduk disamping Alevan menggunakan kursi lain.

Te Amo 2 ( Alevan Dykara )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang