24. Jatuh Cinta?

2.5K 240 21
                                    

Seperti yang dikehendaki Vika kalau sebaiknya anak dan suaminya pulang saja. Setelah Vanessa dibolehkan pulang dari rumah sakit, ia langsung diantar kebandara oleh Vika bersama dengan Rama. Mungkin saja Alea dan yang lain tidak tahu akan hal itu.

"Kalian baik-baik, Nessa lanjutin sekolah kamu," ucap Vika seraya memeluk gadis remaja itu.

"Kamu jaga diri ya," ucap Rama lembut berganti memeluk Vika.

"Kita pulang." Vanessa berucap sendu lalu pergi lebih dulu menuju lobby bandara.

"Hati-hati," pelan Vika melepas kepergian Rama yang menyusul Vanessa. Mereka berpisah, Vika kembali kemobil kemudian tancap gas untuk pulang kekediaman Alea. Ia harus bisa menyelesaikan semuanya tanpa melibatkan keluarganya.

Vika tiba didepan mansion Alea dan Fadil, ditaman terlihat Selena yang bermain bersama anjingnya. Vika melempar senyumnya yang langsung dibalas oleh Selena.

"Vik? Abis dari mana? Nessa sama Rama kok nggak ada?" tanya Fadil yang berada didepan televisi bersama Alevan.

"Mereka udah pulang, gue keatas dulu kak," pamit Vika guna menyusul Alea yang berada dilantai dua.

"Pulang?" gumam Fadil bingung.

"Pulang? Kembali ke Indonesia?" tanya Alevan juga ikut kebingungan.

"Dad? Jawab aku! Apa dia pulang?" tanya Alevan tak sabaran.

"Sepertinya Vanessa dan ayahnya pulang ke Indonesia. Ya sudah, daddy mau menyusul Selena diluar, kau ikut?" tawar Fadil seraya bangkit dari sofa, Alevan langsung menggeleng hingga Fadil terkekeh kemudian pergi.

Alevan duduk sendiri menatap kosong kearah layar televisi. "Dia pergi?" tanya Alevan pada dirinya sendiri.

"KAK VAN!!! AYO BERMAIN!!!" teriak Selena dari halaman depan dan hal itu membuat Alevan langsung kembali kekamarnya, lebih baik ia tidur daripada harus bermain bersama Selena.

Berpindah ke Indonesia, sudah tiga hari Vanessa hanya berdiam diri dirumah sedangkan Rama sudah kembali keperkejaannya.

"Mam..."

"Kalian mau makan ya? Yuk kita makan bareng." Vanessa menggiring adik kembarnya menuju dapur. Didapur sudah ada seorang pembantu yang menyiapkan makanan.

"Non, kepala sekolah nelfon beberapa kali, katanya non udah lama nggak masuk sekolah. Non nggak mau sekolah lagi?" tanya pembantu yang sudah bekerja cukup lama dengan keluarga Vika.

"Em... Besok bibi siapin keperluan sekolah Nessa ya bi," pinta Vanessa diakhiri senyum tipis sembari mendudukkan sepasang adik kembarnya dikursi.

"Siap non!" girang pembantu tersebut. Al hasil mereka makan bersama dengan Vanessa yang menyuapi adik-adiknya dibantu oleh pembantu mereka.

Keesokan paginya seperti kehendak Vanessa kemarin, gadis itu sudah memakai seragam SMA nya. Ia melangkah menuju dapur dan disana sudah terdapat sang ayah yang tengah membaca koran.

"Selamat pagi komandan Rama Saputra! Hormat grak!" gurau Vanessa pada sang ayah. Rama terkekeh pelan lalu menaruh koran paginya.

"Ini non, roti selainya. Adik-adik masih tidur," ucap pembantu tersebut sopan.

"Iya bi, makasih," jawab Vanessa lalu duduk dikursi meja makan.

"Pagi juga sayang, hari ini udah mau sekolah?" tanya Rama meneliti penampilan Vanessa.

"Iya dong, masa papi mau anaknya nggak naik kelas? Udah berapa minggu Nessa nggak masuk, bisa diomelin kepsek nih hari ini," tutur Vanessa sambil menyantap sarapannya.

Te Amo 2 ( Alevan Dykara )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang