"RAMSEY! SERANG KAK VAN!" teriak Selena lagi lalu berlari cepat kearah Alevan bersama Ramsey yang sudah menggonggong.
Kegaduhan di kafe tak dapat terhindari, apalagi Ramsey yang mengamuk menyerang semua pelanggan termasuk Megan dan temannya yang lain.
"Guk!"
Selena yang tengah melempari Alevan dengan kotak tissue dan barang-barang lainnya sontak menghentikan aksinya saat Ramsey berada dipelukan seorang lelaki.
"Awww!" Selena meringis saat Alevan menjewer kupingnya kuat.
"Kau! Anak kecil pembuat onar!" maki Alevan. Alea langsung berjalan menghampiri dua anaknya itu dengan wajah merah padam.
"Selena! Alevan! Memalukan!" ucap Alea kesal.
"Selena mom!" tuduh Alevan seperti anak kecil.
"Heh! Aku tak akan mengganggumu jika kau tidak melukai Ramsey!" balas Selena sewot. Mereka sudah menjadi tontonan gratis oleh seisi kafe.
"Kau lebih dulu mengerjaiku!" bela Alevan menatap adiknya itu tajam.
"Itu karna kau menyebalkan!" balas Selena, kedua tangannya sudah melipat kedada.
"KAU! ANAK KECIL JELEK! KAU BUKAN ADIKKU! PERGI KAUUU!" teriak Alevan marah seraya mendorong Selena.
"Alevan! Dia adikmu!" bentak Alea membantu Selena bangkit.
"Mom, dia bukan kakakku!" timpal Alea kesal.
Bukannya menangis atau mengadu, Selena malah menampilkan tatapan bencinya pada Alevan.
"KAU!--"
"Cukup!"
Semua mata tertuju padanya, pria yang memakai topi hitam dengan rambut seputih salju.
"Bisakah kalian tidak bertengkar sekali saja?" ucap pria itu yang ternyata adalah Launez, kepala sekolah High School Barca.
"Artha?"
Launez menoleh pada Alea, tatapan Alea menjadi tak percaya.
"Artha!" ulang Alea menggelengkan kepalanya.
"Maaf nyonya, siapa Artha? Aku tidak peduli. Uruslah kedua anakmu ini. Membuat rusuh saja," ucap Launez kesal kemudian pergi.
Jika Launez pergi, kemana pria satunya lagi?
"Artha?" tanya Megan bingung.
"Kau kenal dengan dia?" tanya Sabrina menimpali.
Alea menggeleng kemudian menarik Selena dan Alevan keluar dari kafe diikuti Ramsey yang masih menggonggong pelan pada semua orang.
"Mom! Lepas!" berontak Alevan malu.
"Jangan dilepas mom!" jawab Selena menatap Alevan tajam.
Alea berhasil memasukkan dua anaknya itu kedalam mobil, wajahnya merah padam menahan amarah.
"Mom akan menghukum kalian!" ucap Alea cepat.
Selena dan Alevan membuka mulutnya lebar.
"Mom, tapi ini salah Selena!" bela Alevan menoyor pelan kepala Selena..
"Heh! Aku--"
"Malam ini, kalian tidur digudang! Menolak? Angkat kaki dari mansion!"
•••
"Mom, jangan mengunci pintu ini," rengek Alevan sambil menggoyang goyangkan knop pintu. Selena? Gadis itu sudah berbaring dilantai yang beralaskan kardus bekas. Seperti gembel saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo 2 ( Alevan Dykara )
БоевикSebelum membaca, alangkah baiknya jika kalian membaca lebih dulu Te Amo (Revandy Qayro) agar alur dapat dipahami. Alevan Dykara, bagaimana kisah pemuda tampan 17 tahun itu untuk menemukan jati diri yang sebenarnya. Siapa Revan? Mengapa semua orang m...