"Aw... Kepalaku pusing," desis seorang anak yang tiada lain adalah Selena.
"Sudah bangun rupanya," suara seseorang berhasil membuat kepala Selena menoleh keambang pintu.
"Evan, dimana kita?" tanya Selena seraya bangkit dari kasur.
"Apartemen seorang Revandy Qayro."
Selena menatap seisi kamar, kamar yang sangat luas dengan berbagai perabotan yang ditutup kain putih.
"Apartemen mu?" tanya Selena polos.
"Dulu," jawab sosok itu seraya berjalan mendekati Selena.
"Jangan pernah melihat suatu objek lebih dari sepuluh detik, atau nanti kau tahu akibatnya," tutur sosok itu hingga Selena menyerngit bingung.
"Maksudmu? Hey! Dimana Kak Van?" tanya Selena tak sabaran.
"Alevan digedung," jawab sosok itu. Sosok itu melangkah menghampiri sebuah pintu.
Selama ia pergi, tak pernah ada yang tinggal diapartemennya itu. Semuanya ditutup rapat oleh pihak perusahaan karna permintaannya, sekarang semuanya masih sama. Bahkan pintu tempat penyimpanan berbagai aksi kejahatannya dulu masih utuh.
"Evan?" panggil Selena polos, tatapan gadis itu tertuju pada punggung tegap sosok tersebut.
7 detik...
8 detik...
9 detik...
10 detik...
Mata Selena terpejam kuat dengan dada yang naik turun, napasnya tidak beraturan bagai dikejar makhluk buas.
"Kamu bukan Revan! Kamu monster! Banyak cewek diluar sana tapi kenapa kamu milih aku sebagai tawanan kamu!?"
"Karna aku cuma mau kamu! Untuk sekarang, besok dan selamanya!"
"SELENA!"
"Hoshhh!!!" Selena memegang dadanya sendiri saat mendengar bentakan keras dari sosok itu.
"Sudah kubilang jangan menatap objek apapun lebih dari 10 detik! Gadis bodoh!" maki sosok itu pada Selena dengan tangan terkepal kuat.
"A... A aku... A aku merasakan deja vu." Selena mengusap keringatnya sendiri sambil meringsut ketakutan diatas kasur.
"Ini kan yang kamu mau! Aku terluka!"
"Karna kamu milik aku!"
"Revan sakit!"
"DIAM LEA!"
"HIKS!!!"
"DIAM LEA!"
Plak!
"KYAAA!!!" pekik Selena saat suara-suara aneh tiba-tiba saja bergemuruh ditelinganya. Sosok itu duduk terdiam didekat kasur dengan tatapan tertuju pada Selena.
"HENTIKAN!"
"STOP!"
"KYAAA!!!"
"Jangan sakiti mom!"
"Hentikannn!!!"
"Terlambat," ucap sosok itu pelan saat Selena sudah berhasil menerobos masalalu.
Sosok itu mendekat kearah Selena yang masih berusaha berontak pada suara-suara tersebut.
"STOP!" cegah Selena menatap sosok itu tajam. Tangannya terkepal kuat seiring pergerakannya yang mulai turun dari kasur.
"Heh, tatap mataku!" pinta sosok itu setelah berhasil mencengkram kuat kedua bahu Selena, namun Selena terus berontak bagai dirasuki hantu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Te Amo 2 ( Alevan Dykara )
AcciónSebelum membaca, alangkah baiknya jika kalian membaca lebih dulu Te Amo (Revandy Qayro) agar alur dapat dipahami. Alevan Dykara, bagaimana kisah pemuda tampan 17 tahun itu untuk menemukan jati diri yang sebenarnya. Siapa Revan? Mengapa semua orang m...