11. Roman

6.1K 568 65
                                    

Tok... Tok... Tok...

Tak ada respon sama sekali, padalah anak lelaki yang membawa koper itu sudah mengetuk pintu sebuah kamar apartemen dari setengah jam yang lalu.

"Apa Selena mengerjaiku?" tanya anak lelaki bermata biru langit itu.

"Dasar Selena! Akan ku hukum nanti!" decak anak itu dengan wajah kumal.

Baru saja kakinya melangkah untuk pergi, tiba-tiba pintu terbuka. Mata biru itu menatap bingung kearah seorang gadis yang berdiri diambang pintu.

"Hallo Roman?" sapa Selena hangat.

"Ish!!! Kau menyebalkannn!" teriak Roman kesal sambil menjambak rambut panjang Selena. Selena tertawa sekaligus meringis.

"Maaf, maaf. Bawa kopermu masuk," titah Selena. Roman meraih kopernya kemudian membawanya masuk mengikuti langkah mungil Selena.

"Hey Lena, ini apartemen siapa? Dan untuk apa kau memanggilku? Kita masih anak-anak, apartemen dan hotel untuk orang dewasa," cerocos Roman dengan vulgar.

Selena bergidik ngeri kemudian menghentikan langkahnya.

"Evan, dia temanku--"

"Wtf! Kau bicara dengan siapa?" Roman menggoyangkan kedua bahu Selena guna menyadarkan gadis itu.

Namun apa yang terjadi? Roman malah terjatuh karna dorongan dari Selena.

"Kau tidak melihatnya? Aku tengah bicara dengan..."

Ucapan Selena terhenti saat matanya menatap smirk iblis dari sosok itu. Selena berdecak, kemudian membantu Roman untuk bangkit.

"Kau gila," maki Roman kesal.

"Mari ikut aku, akan ku tunjukkan kamarmu," ucap Selena tanpa menatap sosok berbaju hitam yang masih duduk santai disofa.

Sosok itu tertawa pelan kemudian bangkit dari sofa dan pergi begitu saja dari ruang tamu. Apa Roman masih tidak melihatnya? Mungkin saja...

"Selena, jelaskan apa yang terjadi! Ini apartemen siapa dan kenapa tingkahmu begitu aneh!" omel Roman seraya membuka kopernya.

"Hiks!"

Roman melongo sejenak kemudian mendekat pada Selena yang berdiri dibalkon kamar. Baru kali ini dia mendengar gadis nakal itu menangis.

"Hey? Ada apa? Kau bertengkar dengan Kak Van?" tanya Roman setelah berdiri disamping Selena.

"Tidak, aku hanya menangis karena takdir."

Roman benar-benar dibuat bingung, ia meraih sebuah barang dari saku jaketnya. Cokelat, ia tahu Selena suka cokelat.

"Makan ini," ucap Roman lembut.

Selena cepat-cepat merampasnya kemudian membuka bungkusnya. Dimakannya batangan cokelat itu dengan lahap.

"Heh, jelaskan padaku apa yang terjadi," ucap Roman menarik Selena masuk kekamar.

Selena mengangguk pelan setelah menghabiskan sebatang cokelat pemberian Roman.

"Duduk didepanku," pinta Selena setelah ia terduduk dilantai. Roman mengangguk saja kemudian duduk dengan tenang.

"Lalu?" polos Roman.

"Roman, aku tahu kau anak yang istimewa, kau mampu melihat mahluk tak kasat mata. Kau seorang indigo dan kau menyembunyikannya dari semua orang."

Pernyataan Selena membuat Roman menganga tak percaya, dari mana Selena tahu soal itu? Bahkan kedua orang tuanya pun tidak tahu.

Te Amo 2 ( Alevan Dykara )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang