Hallo sobat, jumpa lagi dengab Gina. Kejadian ini dialami sendiri oleh tanteku Ayu Cahyariathy atau akrabnya te Ayu, dia yaitu isterinya om Folidion Sam Fradah atau akrabnya om Fo. Kejadiannya tahun 2016 yang lalu, te Ayu habis pulang dari pekerjaannya pada sore hari dan sampai di rumah dia beristirahat sebentar untuk merileksasikan tubuhnya.
Sewaktu adzan maghrib mulai berkumandang, dia malah bergegas akan mandi. Sebelum mandi, nenek (ibunya te Ayu) tinggal disitu bilang kalau pantang mandi saat maghrib, nanti saja kalau sudah habis maghrib. Di kasih tahu begitu sama ibunya, te ayu malah marah dan gak peduli “Ibu, kalau aku mandi tunggu habis maghrib lama kali bu. Badanku sudah gatal-gatal. Gak kenapa-kenapanya itu bu. Ini sudah zaman modern”. Ya sudah, di kasih tahu orang tua malah ngeyel akhirnya te Ayu nekat mandi. Saat mandi tidak terjadi hal-hal aneh, tapi pada saat mau pakaian, barulah hal ini terjadi.
Selesai mandi, te Ayu langsung menuju kamarnya untuk memakai pakaian. (Kamarnya itu besar, tepat di belakang kamarnya ada pohon duku yang besar banget, tepat di samping pohon duku, itu jendela kamarnya, jendelanya berbentuk jendela slice yaitu jendela kaca yang punya satu bagian, satu bagian. Jadi kalau mau di buka itu harus di tarik dulu dan juga di tutupin kain jendela. Susah banget untuk mendeskripsikannya. Tapi semoga kalian pahamlah.
Pokoknya jendelanya seperti jendela tempo dulu. Saat itu te Ayu berganti pakaian menghadap pintu kamar dan membelakangi jendela. Saat lagi mau pakai pakaian dalam bawah, te Ayu merasa kayak ada yang memperhatikannya lewat belakang jendela, tapi setelah di lihat gak ada siapa-siapa. Kemudian dia meneruskan menggunakan pakaian dalam atas, disitu perasaannya mulai gak enak. Seperti ada yang memperhatikan dia berpakaian.
Jadi te Ayu dengan sekuat tenaga untuk melihat ke belakang secara perlahan-lahan, walau pada saat itu dia mulai panik dan keringat dingin, tapi dia penasaran. Setelah di lihatnya, astagfirullahaladzim yang di lihatnya sebuah tangan yang besar banget, bulunya banyak dan hitam dengan kuku yang panjang-panjang dan berusaha untuk meraih te Ayu yang sedang menggunakan pakaian dalam atas plus bawah.
Lalu yang anehnya kalau lah tangan itu tangan manusia, bagaimana mungkin, pasalnya tadikan aku sudah jelasin kalau kaca jendelanya itu berupa jendela kaca yang mempunyai satu bagian satu bagian jadi yang cuman bisa masuk paling tangan anak kecil berusia 10 tahun, apalagi jendela itu sudah di tutup dari dalam. Ini bukanlah manusia, tapi genderuwo.
Tangan itu kemudian semakin memanjang dan memanjang agar dapat memegang te Ayu. Sontak te Ayu panik, kala itu dia hanya bisa berdoa, dia tidak sanggup untuk menggerakkan tubuhnya untuk membuka pintu yang di kuncinya. Padahal pintunya tepat ada di epannya, karena tangan itu semakin memanjang, akhirnya te Ayu menjerit sekencang-kencangnnya.
Mendengar jeritan sang istri, om Fo langsung was-was dan berusaha mendobrak pintu kamar. Dan saat di lihat om Fo, tangan yang besar itu sudah tak ada. Kemudian om Fo langsung memeluk tanteku, om Fo tanya kemana dia perginya? Te Ayu menangis ketakutan sambil berkata “dia pergi ke arah belakang”. Secepat mungkin om Fo dengan keberanian mengejar genderuwo itu, tapi sayang genderuwo itu sudah naik jet, soalnya cepat banget menghilangnya.
Te Ayu trauma berat. Nenek yang melihatnya menangis hanya bisa menasihati dan mengatakan “maghrib itu adalah waktu kita untuk shalat atau kalau gak shalat pun kita di larang melakukan aktivitas apapun. Karena di waktu maghrib semua makhluk itu pada berkeluaran. Makanya kau yu sudah di larang jangan mandi yu, jangan mandi, malah merengkel. Itulah akibatnya”. Mendengar nasihat dari sang ibu, te Ayu hanya bisa bilang “aku gak mau lagi mandi saat maghrib. Kapok aku, bu”. Sekian ceritaku.